Papua Nugini Hentikan Kontrak Kerja Pembalakan Kayu Ilegal
Pemerintah Papua Nugini telah berjanji akan menghentikan izin sewa pembalakan liar yang telah memperkaya perusahaan asing dan terampasnya hak-hak para pemilik tanah tradisional.
Menteri Pertanahan Papua Nugini yang baru, Justin Tkatchenko, telah membentuk sebuah komite untuk meninjau kembali 175 Kontrak Bisnis Pertanian Khusus (SABL) yang kontroversial.
"Para pemilik tanah adat kami mengalami masa-masa sulit dengan situasi ini, dan kami harus memastikan bahwa hak mereka dijunjung tinggi dan mereka mendapatkan keadilan sejati karena mendapatkan tanah mereka kembali untuk tujuan yang benar," katanya.
SABL memungkinkan perusahaan untuk membersihkan lahan untuk melakukan pembangunan pertanian.
Kebijakan ini telah banyak dieksploitasi, terutama oleh perusahaan penebangan kayu Asia yang menjual kayu-kayu berharga di Papua Nugini sambil melakukan investasi token di bidang pertanian.
Sebuah komisi penyelidikan mengenai pelaksanaan praktik SABL ini menemukan banyak sewa ilegal dan merekomendasikan dihapuskannya kebijakan ini.
Pemerintah sebelumnya telah membentuk komite lain untuk memeriksa sewa ini dan menanggapi temuan komite tersebut.
Tapi temuan mereka tidak diikuti dan penebangan terus berlanjut sampai hari ini, bahkan ketika pengadilan PNG telah memutuskan bahwa hal itu ilegal.
Tkatchenko mengatakan bahwa dirinya secara pribadi akan menjamin bahwa tindakan penutupan ini akan dilakukan, dan diharapkan implementasinya akan dilakuka pada akhir tahun ini.
"Ada beberapa SABL yang sah, ada beberapa yang telah bekerja sangat baik, tapi ada banyak yang tidak," katanya.
Sebagian dari masalah ini di masa lalu adalah pengaruh politik perusahaan penebangan kayu yang kuat, beberapa di antaranya merupakan investor besar di PNG.
Ragukan kesungguhan pemerintah
Awal tahun ini, Pemerintah PNG mendeportasi seorang misionaris Katolik yang mencoba membantu tuan tanah dalam perjuangan hukum mereka melawan perusahaan penebangan kayu terbesar, raksasa Malaysia, Rimbunan Hijau.
Aktivis anti-korupsi Eddie Tanago, yang telah berkampanye melawan SABL selama bertahun-tahun, mengatakan bahwa pengumuman Pemerintah tersebut terdengar seperti janji kosong sebelumnya.
"Saya sangat ragu dengan janji yang dibuat Menteri," katanya.
Pemerintah Papua Nugini telah berjanji akan menghentikan izin sewa pembalakan liar yang telah memperkaya perusahaan asing dan terampasnya hak-hak para pemilik tanah tradisional.
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Dunia Hari Ini: Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh
- Dunia Hari Ini: Respon Inggris Setelah Senator Aborigin Sebut Charles 'Bukan Raja Kami'