Papua Nugini Tampung Ratusan Pencari Suaka Asal Papua Barat
Papua Nugini tengah memukimkan kembali ratusan pencari suaka dari Papua Barat sebagai bagian dari kesepakatan, untuk menjadi tuan rumah pusat penahanan Pulau Manus, dengan Australia.
Sebagai bagian dari perjanjian itu, Pemerintah Papua Nugini diminta untuk menyelesaikan nasib para pencari suaka Papua Barat -mereka yang melarikan diri dari konflik berkepanjangan di perbatasan Indonesia.
Kini, orang-orang -yang telah menunggu hingga 30 tahun untuk sebuah pengakuan -itu mengatakan, mereka mendapat kesepakatan mentah dibandingkan dengan para pencari suaka dari Timur Tengah.
Simon Auri dari Papua Barat telah menghabiskan 20 tahun terakhir untuk tidur di dalam mobilnya yang ada di Papua Nugini.
"Saya seorang manusia, bukan binatang, tapi saya harus hidup di dalam mobil," tuturnya.
Martha Horota, warga Papua Barat lainnya, tinggal di sebuah rumah di Port Moresby dengan sekitar 50 orang lainnya.
"Kondisinya kotor di sekitar sini, tak sehat bagi 50 orang tinggal di tempat seperti ini," katanya.
Dua dari orang yang tinggal di rumah itu memiliki pekerjaan, sementara yang lain mendukung keluarga mereka dengan menjual sayuran dan ikan di pasar jalanan.
Papua Nugini tengah memukimkan kembali ratusan pencari suaka dari Papua Barat sebagai bagian dari kesepakatan, untuk menjadi tuan rumah pusat penahanan
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan