Para Ahli Waris Korban Pembantaian Rawagede setelah Belanda Meminta Maaf dan Berikan Kompensasi
Sungkan Numpang Terus, Ingin Beli Rumah Sendiri
Sabtu, 10 Desember 2011 – 10:31 WIB
"Saya sudah tua, tapi belum punya tempat tinggal tetap. Rencananya uang itu saya belikan rumah dan sisanya untuk hidup sehari-hari," ungkap Laksmi yang saat pembantaian terjadi sedang mengandung tujuh bulan.
Peristiwa Rawagede terjadi pada 9 Desember 1947 dini hari. Ketika itu, tentara Belanda memburu Kapten Lukas Kustario, komandan kompi Siliwangi, yang berkali-kali berhasil menyerang patroli dan pos-pos militer Belanda.
Karena tak menemukan yang dicari, tentara Belanda melakukan penggeledahan dan pembersihan. Seluruh pria dewasa di kampung tersebut dieksekusi hingga tanpa sisa.
Para perempuan dan anak-anak yang takut mengurung diri di dalam rumah. Mereka baru berani keluar rumah ketika tentara Belanda telah pergi.
Pemerintah Belanda akhirnya meminta maaf secara langsung kepada warga Rawagede, Karawang, Jabar. Di depan warga yang sedang memperingati 64 tahun
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408