Para Ibu Hamil di Australia Keluhkan Kendala Bahasa, Rumah Sakit Diminta Punya Tenaga Tetap Penerjemah

Para Ibu Hamil di Australia Keluhkan Kendala Bahasa, Rumah Sakit Diminta Punya Tenaga Tetap Penerjemah
Beberapa ibu dari latar belakang yang tidak berbahasa Inggris mengatakan hambatan bahasa mempengaruhi perawatan prenatal mereka. (AAP: Tracey Nearmy)

"Jadi, semuanya ini, merupakan masalah yang benar-benar membahayakan kesehatan wanita."

Penerjemah menghadapi 'status kekaryawanan yang lemah dan tidak aman'

Banyak penerjemah adalah kontraktor atau pekerja lepas, sehingga mereka tidak dapat dengan mudah mengakses pelatihan berbayar yang akan mendukung pekerjaan mereka, kata Dr Torres-Quiazon.

Itu adalah sesuatu yang dialami oleh Liana Papoutsis, yang bekerja sebagai penerjemah selama 16 tahun dan sekarang menjadi konsultan dan akademisi.

"Ada rumah sakit di sana-sini yang mungkin mempekerjakan penerjemah sebagai karyawan tetap," katanya, tetapi "itu pengecualian, itu bukan hal yang umum".

"Penerjemah ... adalah pekerjaan yang status kekaryawanannya lemah dan tidak aman."

Dia mengatakan penerjemah harus sangat terampil untuk membantu perempuan melewati masa kehamilan mereka dan membaca isyarat non-verbal yang mungkin memerlukan intervensi, seperti dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Sonia Kalsi, pemimpin tim perempuan dan keluarga di pusat multikultural SydWest di Sydney barat, akrab dengan situasi seperti itu.

Sonia bekerja dengan perempuan dari berbagai wilayah Blacktown dan Mount Druitt.

Saat hambatan bahasa memengaruhi perawatan para ibu hamil yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, para ahli menilai setiap rumah sakit di Australia harus mempekerjakan penerjemah sebagai karyawan tetap

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News