Para Korban Cerita Detik-detik Runtuhnya Selasar Gedung BEI

Para Korban Cerita Detik-detik Runtuhnya Selasar Gedung BEI
Hervita (kiri) sedang memastikan teman satu kampusnya mendapat perawatan di IGD MRCCC Siloam Hospitals, Jakarta, kemarin (15/1). FOTO: FERLYNDA/JAWAPOS

Untung, Teti sempat menyelamatkan diri. Dia bersembunyi di bawah meja. ”Kalau nggak loncat, mungkin saya mati,” kata dia.

Alhasil, tubuh Teti bermandi kaca. ”Untung, tidak ada yang menancap di kulit,” imbuhnya.

Saat berada di bawah meja, Teti sempat terjebak. Salah satu jalan adalah merobohkan dinding pembatas Starbucks yang ada di lobi. ”Saya duduki dan dorong dindingnya,” ujarnya.

Akibat upayanya tersebut, terdapat lubang seukuran orang jongkok yang bisa dilewati. ”Ada beberapa orang yang lewat lubang itu juga,” ungkapnya.

Mereka yang berada di lantai-lantai atas juga turut merasakan kengerian akibat ambruknya balkon tersebut.

Vigur Rino, seorang pegawai flower guide, mengaku sedang berada di dalam lift dari lantai 22 menuju lobi saat suara bergemuruh itu terdengar.

”Dari dalam lift tersebut terdengar suara benda roboh,” ujar Rino yang sudah sembilan tahun bekerja di BEI.

Setelah sampai di lobi, Rino bingung antara harus lari menyelamatkan diri sendiri atau menolong. Hati nurani menggerakkan dia untuk melakukan yang kedua.

Sempat ada dugaan selasar gedung BEI ambruk karena para mahasiswi lompat bersamaan untuk berselfie. Dugaan itu tidak benar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News