Para Pegawai Honorer Pun Jadi Sapi Perah Pak Tua Ini

jpnn.com - JAKARTA - Pegawai honorer di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangkalan jadi korban pemerasan mantan bupati Fuad Amin Imron. Mereka diwajibkan membayar Rp 15 juta perorang jika ingin diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
"Kalau tidak bayar ya tidak diangkat," kata Nur Kholifah, PNS Pemkab Bangkalan saat bersaksi dalam sidang untuk Fuad Amin di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (6/8).
Nur Kholifah masuk ke Pemkab Bangkalan sebagai pegawai honorer di Dinas Perhubungan pada tahun 2001. Dia diangkat jadi PNS pada tahun 2008 dan sempat menjabat sebagai bendahara Dinas Perhubungan periode 2012-2014.
Diungkapkannya, pada tahun 2008 sekitar 30 orang honorer Dinas Perhubungan yang memenuhi syarat untuk jadi PNS dikumpulkan oleh bagian kepegawaian dinas. Mereka diberi pengarahan mengenai proses pengangkatan PNS.
"Kita di-briefing, salah satunya soal uang itu," ucapnya.
Menurut Nur Kholifah, setoran Rp 15 juta itu sudah menjadi semacam tradisi di lingkungan Pemkab Bangkalan. Karena itu, dia dan rekan-rekan seangkatannya bersedia membayar.
Praktik itu, lanjutnya, tidak hanya berlaku di Dinas Perhubungan saja. Honorer di dinas-dinas lain juga wajib menyetor jumlah yang sama demi pengangkatan.
"Besarannya (setoran) sama. Saya tahu dari ngobrol-ngobrol dengan teman-teman honorer lain," pungkasnya. (dil/jpnn)
JAKARTA - Pegawai honorer di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangkalan jadi korban pemerasan mantan bupati Fuad Amin Imron. Mereka diwajibkan membayar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Heboh Pengeroyokan di Kantor Polsek, Kapolda Riau Langsung Copot Jabatan Anak Buah
- Tugas Kantor Komunikasi Presiden Dianggap Tumpang Tindih, Begini Reaksi Mensegneg
- Kader Gerindra di Banggai Minta Polisi Menindak Pelaku Persekusi
- Paus Fransiskus Meninggal, Prabowo: Dunia Kehilangan Sosok Panutan dalam Kemanusiaan
- Mbak Ita bersama Suami Didakwa Terima Suap Rp 9,29 Miliar dari Proyek & Insentif ASN
- Dittipidsiber Bareskrim Turun Tangan Usut Gangguan Sistem Bank DKI