Para Perusuh Dibayar, Dikasih Makan, Semuanya Pelajar dan Pengangguran
jpnn.com, PADANG - Kapolresta Padang AKBP Imran Amir mengatakan puluhan remaja yang melakukan aksi ricuh di Kantor DPRD Sumatera Barat diduga dibayar orang tidak bertanggungjawab.
Para pelajar pada Kamis (8/10) melempari petugas dengan batu dan membawa senjata tajam.
"Kami terus dalami persoalan ini untuk menemukan aktor intelektualnya," kata dia, di Padang, Jumat (9/10).
Setelah memeriksa terhadap 84 remaja peserta demonstrasi itu, ditemukan mereka semua adalah pelajar dan pengangguran yang berasal dari luar Padang, di antaranya Padang Pariaman, Dharmasraya, dan lain-lain.
Ia mengatakan, remaja itu dibayar Rp50.000 per orang dan diberi makan orang itu dan mereka memang dikondisikan untuk membuat ricuh.
"Aksi mereka ini terkoordinasikan secara baik dan kami akan kejar aktor intelektualnya," kata dia.
Pada hari ini polisi menahan 87 remaja di sekitar Kantor DPRD Sumatera Barat yang akan menjadi lokasi unjuk rasa Kamisan yang menolak UU Cipta Kerja pada Jumat siang.
Ia mengatakan aksi unjuk rasa ini banyak disusupi provokator yang ingin membuat ricuh suasana.
Puluhan remaja yang melakukan aksi rusuh saat aksi menolak RUU Cipta Kerja diduga dibayar orang tidak bertanggungjawab.
- Jubir Kementrans: Calon Transmigran Gunungkidul Sudah Diberangkatkan ke Sumbar
- Polisi Tembak Polisi Mencoreng Institusi Bhayangkara, Harus Diusut Tuntas
- Heboh Polisi Tembak Polisi, Komisi III DPR Bakal ke Sumbar
- Duet Mahyeldi-Vasco Berpotensi Menang Telak, Unggul di 10 Kabupaten/Kota di Sumbar
- Andre Rosiade Bawa Kabar Baik soal Pembangunan Infrastruktur di Sumbar
- Ganja Sebanyak 624 Kg Rencananya Disebar di Sumbar