Para PSK Diimbau Insaf dan Bertobat
jpnn.com, SANGATTA - Kasatpol PP Pemkab Kutai Timur, Kaltim, Muhammad Said Amin, mengimbau para pengelola Tempat Hiburan Malam (THM) yang nyambi bisnis esek-esek dan PSK, untuk insaf di bulan Ramadan ini.
Pasalnya, Ramadan merupakan momen yang tepat untuk bertobat. Di mana semua dosa akan diampuni jika bersungguh-sungguh.
"Sudah 11 bulan mereka (pengelola dan PSK) cari uang, sudah saatnya di bulan ini (Ramadan) menabung amal. Jadi manfaatkan kesempatan ini benar-benar. Kesempatan bertobat dan beribadah," ujar Kasatpol PP Muhammad Said Amin bersama Kasi Operasional Syamsul Alam.
Perintah tobat tersebut dilontarkan pada saat tim gabungan Satpol menggelar razia di beberapa tempat hiburan malam dan penginapan.
"Saya kalau tidak laksanakan (nasehat) berdosa juga. Karena kami penegak aturan. Makanya kami sampaikan kepada mereka," kata Said.
Terlepas dari itu, dirinya cukup menyesal lantaran razia tidak membuahkan hasil. Semua target berhasil kabur. Besar dugaan ada oknum yang membocorkan operasi tersebut.
"Hasil pantauan intel kami, malam sebelum razia semua lokasi yang menjadi target buka semua. Bahkan menyediakan wanita malam. Tetapi setelah kami razia tak satupun yang kami temukan. Ada satu orang tetapi berhasil kabur lewat jendela," katanya, seperti diberitakan Bontang Post (Jawa Pos Group).
Meskipun begitu dirinya tak berputus asa. Razia ini akan terus digalakkan. Sehingga penyakit masyarakat tersebut hilang di Kutim.
Kasatpol PP Pemkab Kutai Timur, Kaltim, Muhammad Said Amin, mengimbau para pengelola Tempat Hiburan Malam (THM) yang nyambi bisnis esek-esek dan
- 3.667 Personel Satpol PP Siap Amankan Perayaan Natal di 674 Gereja di Jakarta
- Berkedok LC, 12 Wanita Vietnam Jadi PSK, Tarif Sekali Kencan Rp 5,6 Juta
- Inilah Lokasi Penyekapan Ibu dan Anak di Babel, Pelakunya Orang Penting
- 8.965 Personel Gabungan Satpol PP Siap Amankan 4.848 TPS di Tangerang
- Gandeng Satpol PP, Bea Cukai Bogor Gelar Sosialisasi BKC Ilegal, Ini Tujuannya
- Pengamat Tata Kota Sebut Aparat Lemah kepada Preman Bisa Hilangkan Kepercayaan Publik