Para Sandera Pindah-pindah, Dibawa ke Gubuk di Tengah Hutan
Wendi mengaku, selama menjadi sandera tidak banyak komunikasi yang terjalin antara sandera dan anggota Abu Sayyaf. Hal itu dikarenakan ada kendala bahasa.
“Mereka yang bisa bahasa Inggris paling cuma satu orang,” jelas Wendi.
Selama ditawan, Wendi mengaku tidak ada kegiatan sama sekali. Kelompok Abu Sayyaf pun juga tak pernah memaksa tawanan untuk bekerja.
“Kami tidak ada kegiatan. Saya hanya berdoa agar bisa pulang,” aku Wendi, seperti diberitakan Padang Ekspres (Jawa Pos Group).
Wendi menuturkan, untuk informasi sama sekali putus dari dunia luar, dia sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi di luar. Bahkan perkembangan negosiasi antara pemerintah Indonesia dan Abu Sayyaf pun tidak pernah diinformasikan kepada sandera.
“Waktu itu pagi, tiba-tiba kami dibangunkan dan kemudian dibawa keluar pulau. Waktu itu saya tidak tahu kami akan dibawa ke mana, ternyata saat itu kami bebas,” tuturnya. (PE/sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara