PARAH: Malut Tak Siap Hadapi MEA

jpnn.com - TERNATE – Maluku Utara (Malut) dinilai tak siap menghadapi penerapan program Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang berlaku mulai tahun depan. Penilaian itu disampaikan ekonom Malut Dr. Mukhtar Adam.
Menurutnya, Gubernur Malut Abdul Ghani Kasuba dan jajarannya, tidak memiliki komitmen menciptakan SDM yang kompetitif menghadapi MEA.
“SDM yang kompetitif diperlukan karena dapat berinovasi menghadapi kompetisi global,” kata Mukhtar Adam seperti dilansir Malut Pos (Grup JPNN.com).
Menurutnya, SDM berkualitas mampu mengelola sumber daya alam di sektor perikanan, perkebunan dan pertambangan. Apalagi sektor pertambangan di Malut saat ini dieksploitasi secara masif.
“Kita tidak bisa menyerahkan seluruh pengolahan tambang emas kepada bangsa-bangsa asing,” jelas Mukhtar.
Dia menegaskan, pemprov seharusnya mampu menyusun regulasi yang bagus secara governance to governance (g-to-g), business to business (b-to-b) atau governance or business (g-or-b) dalam mengolah sektor pertambangan.
Pemerintah daerah harus melakukan negosiasi agar mereka memiliki saham di perusahaan pertambangan. Selain itu, negosiasi untuk menyiapkan top management dan middle management yang bisa diserap di angkatan kerja untuk mengelola pertambangan.
“Tidak pernah pemerintah melakukan ini, malah menjadi pengemis meminta-minta kepada para investor sektor pertambangan. Seperti minta hibah ke NHM dan Antam, ini mindset yang salah,” tegasnya.
TERNATE – Maluku Utara (Malut) dinilai tak siap menghadapi penerapan program Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang berlaku mulai tahun depan.
- Seusai Lebaran 2025, Harga Cabai di Pasar KM 5 Palembang Makin Pedas
- SGM Eksplor & Alfamart Hadirkan Hadiah Lebaran, Sasarannya Anak Driver Ojol
- Prabowo Apresiasi Kinerja Bulog di Panen Raya 2025
- Bea Cukai Malang Lepas Ekspor 360 Paket Produk Keripik Buah dan Sayur ke Singapura
- Ekonom Sebut Indonesia Punya Penyangga Kuat di Tengah Gejolak Pasar Global
- Legislator Nilai Larangan Produksi AMDK di Bawah 1 liter Mematikan Industri