PARAH! Sekolah Unggulan tapi Siswa Belajar di Lapangan
jpnn.com - SAMARINDA – SMA 10 Samarinda, Kalimantan Timur, statusnya merupakan sekolah unggulan. Tapi, proses belajar mengajar terpaksa digelar di lapangan. Pemandangan itu terlihat pada Kamis (7/1).
Para siswa belajar di lapangan beratap tenda. Pihak sekolah mengaku tidak diberikan ruang belajar oleh Yayasan Melati yang menaungi sekolah unggulan di Benua Etam itu.
Kepala SMA 10 Samarinda Armin mengatakan, sekolahnya perlu 18 ruang belajar. Namun, saat ini hanya tersedia 14 ruangan. Empat kelas diambil Yayasan Melati.
"Empat kelas itu mau kami ambil lagi," tegas dia seperti diberitakan Prokal (Jawa Pos Group). Kekuragan ruang kelas, maka sebagian siswa harus belajar di laboratorium selama enam bulan terakhir.
"Saat ujian semester, siswa kami tak mau di laboratorium lagi. Tapi yayasan juga tak mau mengalah," beber dia. Tak kunjung mendapat ruangan, siswa diberikan tenda untuk belajar di lapangan. Tenda disiapkan hingga kapan pun. Menurut Armin, itu cara berjuang.
"Jangan malu belajar di mana pun. Ini perjuangan untuk hak siswa kami," tegas dia. Armin juga berharap pemprov bersikap tegas. "Saya berpesan kepada anak-anak, jangan musuhi Yayasan Melati," ucap dia.
Asisten Kesra Setprov Kaltim Bere Ali berharap, kedua pihak menahan diri agar tak memanaskan masalah. "Kami minta empat kelas untuk SMA 10. Semoga ada jalan keluar di sana," harapnya. Menurut Bere, solusi permasalahan hanya menunggu proses hukum selesai. Selama masih berjalan, kedua pihak jangan saling ganggu.
Perwakilan Yayasan Melati, Abraham Ingan, mengatakan bahwa yayasan memiliki hak mengatur pengelolaan semua aset. Yayasan sudah membuat kebijakan memberikan 14 kelas.
SAMARINDA – SMA 10 Samarinda, Kalimantan Timur, statusnya merupakan sekolah unggulan. Tapi, proses belajar mengajar terpaksa digelar di
- Penjurusan IPA, IPS, Bahasa di SMA Berlaku Mulai Tahun Ajaran Baru
- FH UKI dan Universitas Sevilla Jalin Kerja Sama di Bidang Riset dan Akademis
- Mendikdasmen: Tunjangan Guru Honorer Non-Serdik Tidak Dihitung dari Januari
- Program Lampu Belajar: Anak Sekolah di Desa pun Berhak Menjadi Cerdas
- Berkontribusi untuk Dunia Pendidikan, FKS Inspire Beri Pelatihan Skill untuk Guru dan Siswa SMK
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan