Paramedis Rentan Tertular Ebola
Penyebaran di Eropa Tidak Terelakkan
jpnn.com - JENEWA - Kasus penularan ebola pertama di luar Afrika Barat yang dialami perawat di Spanyol sangat mungkin terus berlanjut. Pakar sekaligus penasihat ebola WHO Peter Piot menegaskan bahwa satu kesalahan kecil saja dalam merawat pasien ebola bisa berakibat fatal, yaitu tertular. Karena itulah, petugas medis justru paling berisiko tertular.
''Bahkan, gerakan kecil seperti menggosok mata termasuk berisiko,'' tegas Piot.
Dia menambahkan bahwa kasus penularan ebola pada Teresa Romero Ramos, 44, sama sekali tidak mengagetkan dirinya. Malah ada kemungkinan kasus-kasus serupa berikutnya bermunculan di Eropa maupun Amerika Serikat (AS). Banyak korban tewas akibat ebola di Afrika Barat merupakan petugas kesehatan. Jadi tidak tertutup kemungkinan hal itu terjadi di negara-negara lain yang merawat pasien ebola.
Perdana Menteri (PM) Spanyol Mariano Rajoy menegaskan agar warganya tidak resah. Dia berjanji untuk terbuka dan transparan terhadap penyelidikan penularan kasus ebola tersebut.
Secara terpisah, Direktur WHO untuk wilayah Eropa Zsuzsanna Jakab menjelaskan bahwa penyebaran ebola di Eropa tidak bisa terhindarkan. Senin (6/10) para ilmuwan bahkan memprediksi 75 persen ebola muncul di Prancis pada akhir Oktober ini. Di Inggris kemungkinannya mencapai 50 persen.
''Kasus serupa seperti di Spanyol bisa terjadi lagi pada masa mendatang. Sangat mungkin seperti itu,'' ujar Jakab seperti dilansir Reuters.
Salah satu penyebabnya sistem bebas visa yang memudahkan orang bepergian antarnegara di Uni Eropa. Orang bisa masuk dari satu negara ke negara lain melalui jalur darat, laut, maupun udara. Sangat sulit memeriksa orang yang keluar masuk itu satu per satu.
Jakab menambahkan, penularan kian tinggi karena orang yang terinfeksi virus tersebut tidak memiliki tanda-tanda khusus. Mereka tampak seperti orang sehat. Sebab, masa inkubasinya sekitar 21 hari. Setelah masa inkubasi lewat, biasanya tanda-tanda penularan baru terlihat.
Sejauh ini WHO belum melarang penerbangan ke negara-negara paling terdampak ebola di Afrika Barat. Namun, British Airways dan Emirates Airlines tidak lagi melayani penerbangan ke negara-negara tersebut. Sementara itu, Air France hanya menghentikan penerbangan ke Sierra Leone dan Guinea.
Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) segera memperketat kontrol terhadap para penumpang penerbangan internasional. Terutama yang baru pulang dari Afrika Barat. ''Seperti yang dinyatakan oleh Presiden kemarin, kami berusaha keras untuk meningkatkan keamanan warga Amerika. Dalam waktu dekat, kami mengumumkan langkah-langkah yang akan diambil,'' ujar Kepala Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit (CDC) Tom Frieden. (Reuters/AFP/Daily Mail/sha/c6/ami)
JENEWA - Kasus penularan ebola pertama di luar Afrika Barat yang dialami perawat di Spanyol sangat mungkin terus berlanjut. Pakar sekaligus
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Menko Polkam Budi Gunawan jadi Tamu Kehormatan di National Day Federasi Rusia
- Amerika Memilih Presiden Baru, Pakar: RI Harus Beradaptasi, Kirim Dubes Berkualitas
- Donald Trump dan Kamala Harris Bersaing Ketat, Selisih Supertipis
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Diplomasi Pertahanan dengan China Belum Mengurangi Ketegangan di Natuna
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri