Paranoia Tentara Israel Hancurkan Hidup Wanita Palestina Ini

Dia sempat dirawat selama tiga bulan di Hadassah Ein Kerem Hospital sebelum akhirnya ditransfer ke rumah sakit khusus tahanan Ramleh Hospital.
Fasilitas dan perlakuan di rumah sakit itu begitu buruk sehingga para tahanan menyebutnya rumah jagal. Jaabis akhirnya dijebloskan ke penjara Hasharon, satu-satunya penjara perempuan untuk warga Palestina.
Perawatan yang diterima Jaabis tak memadai. Delapan jarinya harus diamputasi. Kulit di bawah ketiaknya lengket sehingga dia tidak bisa mengangkat tangan. Telinga kanannya hampir hilang dan salah satu lubang hidungnya kini lebih lebar.
Perempuan malang itu juga mengalami gangguan saraf, shocked, dan krisis psikologis yang parah. Jaabis harus dibantu sesama tahanan untuk makan, ganti baju, dan bahkan mandi.
Hal itu membuat dia malu luar biasa. ’’Saya merasa takut melihat wajah saya sendiri di kaca. Bagaimana dengan orang lain?’’ ujar Jaabis.
Sistem Penjara Israel (IPS) tak mengizinkan Jaabis menjalani operasi. Dan penderitaan itu seakan masih kurang. Putranya yang bernama Motasem juga tak bisa mengunjunginya.
Ayah bocah 9 tahun itu adalah warga Palestina yang berasal dari Tepi Barat. Dia dan Motasem tak memiliki kartu identitas penduduk Jerusalem.
Tahun lalu pengadilan menjatuhkan hukuman 11 tahun kepada Jaabis dengan tudingan berusaha melakukan pembunuhan. Pembelaan Jaabis tak diterima.
Seluruh hidup Israa Jaabis berubah. Semua berawal ketika dia membawa furnitur di mobilnya menuju rumahnya yang terletak di Jabal al Mukaber
- Amerika Bakal Persulit Pemohon Visa yang Suka Menghina Israel di Medsos
- Presiden Macron: Serangan Israel di Beirut Tak Dapat Diterima
- Peringati Hari Al Quds Sedunia, Ribuan Massa Padati Gedung Grahadi Surabaya
- Sukseskan Perdamaian, Malaysia Siap Tampung Warga Palestina
- Akademisi Ajak Masyarakat Cermat Ajakan Boikot Beragendakan Persaingan Bisnis
- Membela Palestina Itu Perintah Nabi & Konstitusi, Beginilah Seharusnya Sikap Rakyat RI