Paripurna Memanas, Anak Buah Paloh Serang Menkeu

jpnn.com - JAKARTA - Paripurna DPR dengan agenda mendengar jawaban pemerintah atas pandangan umum DPR terkait nota keuangan RABPN 2016, Selasa (25/8), sempat memanas.
Itu terjadi setelah anggota Fraksi Partai Nasional Demokrat (NasDem), Akbar Faisal memaksa Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, mengaku bahwa saat ini ekonomi Indonesia sedang krisis.
Dalam mukadimahnya, Akbar yang mengklaim mewakili rakyat dan 560 anggota DPR itu, mengaku kebingungan di posisi mana sebenarnya Indonesia harus berdiri di tengah situasi ekonomi saat ini.
"Pada posisi mana sebenarnya harus berdiri. Ada bagian di mana optimistik terbangun tetapi pada realitas yang lain sebenarnya ini sudah sungguh-sungguh dalam masalah," ujar Akbar dalam paripurna yang dipimpin Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan tersebut.
Interupsi dilakukan Akbar, usai Menkeu menyampaikan jawaban pemerintah atas pandangan umum DPR. Saat itu Menkeu tetap menyampaikan optimisme pemerintah sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo dalam nota keuangan RAPBN 2016, lalu.
Namun, Akbar meminta pemerintah menentukan sikap, bahkan anak buah Surya Paloh itu sempat menyinggung soal profesionalisme Menkeu. Ia juga mengingatkan soal asumsi makro yang dipatok pemerintah, misalnya nilai tukar rupiah rata-rata Rp12.500/USD, sementara sekarang harga dolar Amerika sudah menembus kisaran angka Rp14.000.
"Saya ingin mengingatkan kembali pernyataan saya, hari ini (dolar) telah mencapai Rp14 ribu lebih, maka sebenarnya pimpinan dan saudara pemerintah, inilah saatnya untuk menentukan diri Anda sebagai seorang profesional seperti didengungkan banyak orang. Kami menagih itu," ujar Akbar.
Mantan anggota Tim Transisi Jokowi-JK itu juga ingin mendengar terobosan dari Menkeu dan memintanya segera berkoordinasi. Akbar meminta Menkeu menyampaikan di mana posisi pemernitah. Bahkan, pihaknya meminta pemerintah menunjukkan sikap dan mengakui bahwa Indonesia sedang dilanda kriris.
JAKARTA - Paripurna DPR dengan agenda mendengar jawaban pemerintah atas pandangan umum DPR terkait nota keuangan RABPN 2016, Selasa (25/8), sempat
- Mahfud MD Bilang Begini soal Lagu Band Sukatani yang Menyentil Polisi
- Pendekar 08 Bagikan 80 Tong Sampah untuk Mendukung Kebersihan Lingkungan
- BRCC Indonesia Melaksanakan Ujian Masuk Universitas Tiongkok
- Kejari Muba Menggeledah Dua Kantor Milik Alim Ali, Ada Apa?
- Bakar Semangat Kepala Daerah, Gubernur Lemhannas Ajak Manfaatkan Kebijakan Inovatif
- Pelayanan Celltech Stem Cell Hadir di RS Pusat Pertahanan Negara