Pariwisata Bali Masih Tidak Menentu di Tengah Kemunculan Varian Omicron
"Secara umum 22 ribu orang masih kurang. Karena ada sekitar 146 ribu kamar penginapan di Bali.
"Jadi, saat ini tingkat hunian baru sekitar 35 persen, kita berharap bisa meningkat menjadi 50 persen dengan harapan bisa menutup biaya, kita belum berpikir mengenai keuntungan," tambahnya lagi.
Masih belum jelasnya apakah varian Omicron akan meningkatkan kasus COVID di Indonesia, menurut Gusti Rai, menjadi penyebab masih belum jelasnya kebijakan dari Pemerintah pusat.
Ia mengatakan dunia wisata berharap Pemerintah pusat akan segera mengaji kebijakan di tahun 2022.
"Penerapan PPKM di Bali rasanya tidak pas, karena Bali sejauh ini seluruhnya sudah hijau."
"Saya menyadari Pemerintah juga berada dalam keadaan sulit, seperti berlayar di tengah dua pulau karang, di satu sisi soal kesehatan dan di sisi lain soal ekonomi."
"Namun, kita harus belajar hidup bersama dengan COVID, dan juga belajar dari negara lain yang sudah membuka diri untuk kedatangan turis internasional, seperti Thailand yang tanpa harus menjalani karantina."
Ia juga berharap Pemerintah pusat bisa segera mengaji aturan terkait visa untuk turis asing, karena visa yang ada saat ini, menurutnya, membuat "tidak ada yang bisa datang".
Dari beberapa daerah yang sudah dikunjunginya, Elok mengatakan Bali masih jauh dari pemulihan seperti yang direncanakan
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata