Pariwisata Banyuwangi Go Digital dengan ITX

Pariwisata Banyuwangi Go Digital dengan ITX
Turis asing bermain kitesurfing di perairan Pulau Tabuhan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Foto: Gerda Sukarno/Jawa Pos Radar Banyuwangi

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya sejak Rakornas III tahun 2016 di Econvention, Ancol, Jakarta, September 2016 lalu sudah meluncurkan Go Digital Be The Best. Dia meyakini target Presiden Joko Widodo untuk menarik 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019 itu bukan sembarang target.

Target yang luar biasa, harus dobel dari 9,3 juta wisman 2014 ke 20 juta tahun 2019. “Hasil yang luar biasa, hanya bisa dicapai dengan cara yang tidak biasa! Dan Go Digital ini adalah salah satu cara tidak biasa yang bisa dipakai untuk mengejar target luar biasa itu,” kata Arief Yahya yang juga asli Banyuwangi, Jatim itu.

Arief menyebut more digital, more global , more digital more personal , more digital more professional. Dalam selling, Kemenpar memilih untuk membangun digital market place yang sudah dipelajari dengan matang, dan ITX di-endors untuk membangun platform tersebut.

Seperti diketahui, Banyuwangi menjadi salah satu daerah yang hebat sektor pariwisatanya. Hal itu tak terlepas dari peran Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang sangat concern menempatkan core economy daerahnya di sektor pariwisata.

Masyarakatnya semakin sadar bahwa pariwisata adalah pilihan yang terbaik, dan sudah mulai terasa dampak ekonominya. Dengan Go Digital, maka potensi Banyuwangi bisa lebih cepat, lebih besar, dengan target market yang lebih mendunia.

Acara yang dilangsungkan di aula Telkom Banyuwangi itu menghadirkantiga narasumber. Yakni Stafsus Menpar Bidang IT Samsriyono Nugroho yang memberi gambaran besar Go Digital Kemenpar, kemudian Stafsus Menpar Bidang Komunikasi Publik Don Kardono yang mengangkat Sosmed Marketing Pariwisata, serta Claudia Ingkiriwang.

Ada yang bertanya, apakah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) seperti Pokdarwis (kelompok sadar wisata) boleh gabung ITX atau tidak. Tentu saja Claudia menegaskan tak ada larangan bagi UMKM pariwisata untuk bergabung di ITX.

“Boleh banget! Justru kami ingin semua industri kecil, mikro dan menengah yang bergerak di sektor pariwisata ikut gabung dan free. Unsurnya 3A, industri atraksi, akses dan amenitas, semua harus ada. Atraksi misalnya pengelola theme park, tempat wisata, taman bermain, dan lainnya. Akses, seperti rent car (persewaan mobil), diskon ticketing airlines, diskon khusus kapal penyeberangan, dan lainnya. Amenitas seperti hotel, resort, homestay, dan glamping, dan lainnya,” tutur dia.

BANYUWANGI – Antusiasme pelaku industri pariwisata Banyuwangi sangat terasa saat workshop Go Digital di Aula Kantor Telkom, Jl Dr Sutomo, Banyuwangi,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News