Pariwisata Sri Lanka Tiarap Pascateror
jpnn.com, KOLOMBO - Dua minggu sejak serangan bom di sejumlah hotel dan gereja, ketakutan masih jadi raja di Sri Lanka. Ekonomi negara pulau itu pun terdampak cukup parah.
Sekolah negeri memang buka sejak Senin (6/5). Namun, jumlah siswa yang datang dan belajar tak sampai 10 persen. Banyak orang tua yang melarang anak mereka karena takut serangan susulan.
Ketakutan itu menggoyahkan roda ekonomi negara. Terutama, industri pariwisata. Setelah perang saudara berakhir sepuluh tahun lalu, Sri Lanka mengandalkan hotel dan bidang jasa turisme untuk bangkit. Pariwisata menyumbang 11 persen dari total produk domestik bruto (PDB) nasional.
Tahun ini Menteri Keuangan Mangala Samaraweera menargetkan pendapatan pariwisata mencapai USD 5 miliar (Rp 71 triliun). Namun, harapan itu sudah pupus dengan serangan tersebut.
"Kehidupan malam Kolombo terus bertumbuh. Tapi, sekarang jatuh seketika," ujar Harpo Gooneratne, pemilik beberapa bar dan restoran di Kolombo.
Beberapa hari ini DJ memainkan musik di lantai dansa yang lengang. Pelayan bar sampai bosan karena tak ada pesanan. Pengunjung yang memberanikan diri untuk bersenang-senang pun kecewa, lalu pulang.
Pengurus Gereja St Anthony juga mulai membuka diri. Kemarin sebagian gedung sudah menerima pengunjung. Jemaat dipersilakan untuk masuk dan berdoa di patung Santo Antonius dalam batas waktu 12 jam per hari. Mereka hanya harus rela digeledah sebelum masuk ke rumah ibadah tersebut. (bil/c11/dos)
Dua minggu sejak serangan bom di sejumlah hotel dan gereja, ketakutan masih jadi raja di Sri Lanka. Ekonomi negara pulau itu pun terdampak cukup parah
Redaktur & Reporter : Adil
- Sambut Liburan Nataru, Parapat View Hotel Tawarkan Sensasi Keindahan Danau Toba
- Cegah Teror Saat Natal, Polri Sterilisasi Seluruh Tempat Ibadah
- Vietjet Gandeng Xanh SM Mewujudkan Transportasi Hijau dan Pariwisata
- BNPT Beri Sertifikat ke-16 Pengelola Objek Vital soal Pencegahan Terorisme
- Dorong Pariwisata Lintas Batas, STB Gelar Sarawak Gateway to Borneo di Jakarta dan Balikpapan
- Refleksi Akhir Tahun: Pariwisata Danau Toba Butuh Kemasan Inovatif, Kreatif dan Kerja Sama Semua Pihak