Park Geun-hye Presiden Perempuan Pertama Korsel
Kamis, 20 Desember 2012 – 05:05 WIB
Optimisme yang sama juga ditunjukkan Kwon Young-se yang selama kampanye menjabat sebagai pimpinan staf tim sukses. Kendati begitu, dia belum berani mengklaim Park sebagai pemenang. Dia memilih untuk mengawasi proses penghitungan suara sembari menunggu pengumuman resmi dari pemerintah.
Kemarin para pendukung dan simpatisan Partai Saenuri berkumpul di luar kediaman Park di kawasan selatan Kota Seoul. Mereka meneriakkan nama tokoh yang masih lajang itu sambil melambai-lambaikan bendera nasional.
Mereka yakin Park bisa menjadikan Korsel lebih baik. Paling tidak, Korsel akan menjadi negara yang lebih membahagiakan sebagaimana slogan kampanyenya, Kebahagiaan Nasional. Apalagi, saat berkampanye, dia menjanjikan pertumbuhan ekonomi Korsel secara cepat.
Di tengah kebekuan musim dingin, antusiasme rakyat Korsel pada pilpres tetap tinggi. Mereka tak memedulikan hawa dingin yang menusuk tulang. Meski suhu udara di luar mencapai minus 10 derajat Celcius, angka kehadiran pemilih mencapai 75 persen. Angka tersebut jelas lebih baik daripada pilpres 2007 yang hanya diikuti oleh sekitar 63 persen pemilih.
Jika Partai Saenuri riang menyambut hasil penghitungan cepat, tidak demikian dengan DUP. Partai yang mengusung Moon sebagai capres itu memilih diam dan menunggu hasil resmi. "Hasil hitung cepat menyebut kami tertinggal. Tapi, kami tetap punya harapan (untuk menang). Sebab, selisih perolehan suaranya masih berada dalam margin," kata Jin Sung-mee, jubir DUP.
SEOUL - Untuk kali pertama sepanjang sejarahnya, Korea Selatan (Korsel) bakal memiliki seorang presiden perempuan. Hal ini terjadi setelah hasil
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan