Parlemen Makzulkan Presiden Korsel
jpnn.com - SEOUL - Keinginan Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-hye untuk bisa mundur teratur, gagal sudah.
Sebagian besar anggota parlemen setuju dia dimakzulkan. Dari hasil voting Jumat (9/12) kemarin, sebanyak 234 legislator mendukung pemakzulan, 56 orang menolak, dan 6 orang abstain.
’’Saya meminta maaf kepada semua penduduk Korsel karena kecerobohan yang saya lakukan telah membuat kekacauan secara nasional,’’ ujar Park dalam siaran televisi nasional setelah pemungutan suara.
Itu kali ketiga Park meminta maaf kepada publik. Presiden ke-11 Korsel tersebut juga menyatakan menerima keputusan parlemen.
Oposisi memang sudah memprediksi mosi pemakzulan bakal berhasil. Namun, jumlah legislator yang mendukung pemakzulan itu melebihi ekspektasi mereka. Dari 300 kursi di parlemen, jumlah legislator oposisi dan independen hanya 171 orang. Sisanya adalah milik partai penguasa, Saenuri.
Untuk meloloskan mosi pemakzulan, dibutuhkan 200 dukungan. Dari hasil di atas, artinya, ada 63 legislator Saenuri yang memberikan dukungan. Padahal, awalnya, anggota Saenuri di parlemen yang anti-Park hanya 30–40 orang. Itu pun mereka ragu-ragu memberikan suara dalam pemakzulan.
’’Pemakzulan ini telah menjadi revolusi sipil yang terhormat di mana orang-orang kami mengalahkan pemimpin yang tidak kompeten,’’ ucap Pemimpin Partai Demokratik Choo Mi-ae
Kini mosi pemakzulan itu diserahkan ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk dibahas. Maksimal 180 hari lagi baru bisa diketahui pemakzulan tersebut diterima atau tidak. Selama itu pula, Park tetap menjadi presiden, tetap memiliki imunitas, tetapi tanpa kekuasaan. Hingga kemarin, Park tidak berencana mundur. Mungkin dia berharap MK menolak pemakzulan sehingga bisa kembali berkuasa.
SEOUL - Keinginan Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-hye untuk bisa mundur teratur, gagal sudah. Sebagian besar anggota parlemen setuju
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer