Parpol Jangan Bangga Dulu

Parpol Jangan Bangga Dulu
Parpol Jangan Bangga Dulu
JAKARTA - Membludaknya massa yang hadir dalam kampanye tidak bisa menjadi ukuran partai tersebut bakal unggul pada pemilu mendatang. Pasalnya, mayoritas yang hadir merupakan massa yang dimobilisasi. Sebagian besar yang lain sengaja berbondong-bondong untuk menikmati sajian hiburan di panggung kampanye.

"Massa yang hadir bukan massa yang aktif. Hanya lima persen saja yang merupakan pendukung atau loyalis partai tersebut. Sisanya sebanyak 95 persen merupakan massa yang dimobilisasi," ungkap Wakil Ketua Setara Institute for Democracy and Peace, Bonar Tigor Naipospos di Jakarta, Senin (6/4). Pimpinan lembaga tersebut, Hendardi, sengaja menggelar keterangan pers guna menyampaikan hasil pengamatan mereka terhadap kampanye pemilu legislatif yang baru saja berakhir.

Disebutkan, pola kampanye pemilu kali ini tidak berbeda dengan kampanye pada masa pemilu sebelumnya. Massa yang hadir sekedar dimobilisasi dan orasi yang disampaikan minim partisipasi. "Ada beberapa kampanye yang porsi waktunya 20 persen digunakan untuk orasi pemaparan materi, sedangkan 80 persen laiannya untuk seremoni dan entertainment," ungkap Bonar.

Dari seluruh partai yang diamati, Partai Golkar adalah partai yang paling kreatif dan banyak melempar isu beragam dalam kampanyenya. Tema-tema yang dipilih juga merupakan wacana aktual yang menjadi perbincangan publik, dari mulai kesejahteraan sosial, carut-marut pelaksanaan otonomi daerah, moratorium pemekaran daerah, perampingan jumlah parpol, dan pentingnya menjaga perdamaian di daerah-daerah pascakonflik.

JAKARTA - Membludaknya massa yang hadir dalam kampanye tidak bisa menjadi ukuran partai tersebut bakal unggul pada pemilu mendatang. Pasalnya, mayoritas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News