Partai Amplop

Oleh: Dahlan Iskan

Partai Amplop
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

"Kan sesama menteri. Tinggal telepon...," tukas saya.

"Ya... saya sudah telepon. Saya bilang ke beliau kalau permintaan mereka dipenuhi kita tidak berteman lagi," ujar Suharso.

Maka kedudukan pemerintah kini jadi penentu. Sekaligus kita-kita bisa melihat: pihak mana yang sebenarnya mendapat restu.

Yang satu anggota kabinet presiden. Satunya lagi dewan pertimbangan presiden. Sama-sama bagian dari pemerintah. Sama-sama pengusaha. Sama-sama kaya.

Restu –bukan nama bus antarkota– kelihatannya masih penting di zaman ini. Restu itu pula yang dimainkan agar Mukernas bisa  dilaksanakan.

"Saya juga mendengar Mukernas itu dilakukan dengan cara menyebar isu sudah mendapat restu," ujar Suharso. "Kita lihat saja siapa yang benar," katanya.

Masih seru ternyata.

Suharso pun siap berjuang sampai  ke arena hukum. "Saya sudah tunjuk Pak Yusril Ihza Mahendra sebagai kuasa hukum," kata Suharso.

Suharso pun melakukan klarifikasi soal amplop kiai yang ia ucapkan. Yang kemudian diviralkan. Heboh. Yang membuat ia dianggap menghina kiai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News