Partai Bakso

Oleh: Dhimam Abror Duraid

Partai Bakso
Ilustrasi. Tukang Bakso. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dengan geram, Mega memberi ultimatum kader-kadernya supaya berhenti bermanuver atau menghadapi risiko dipecat dari partai. 

Tidak ada nama yang disebut oleh Mega, tetapi semua mafhum ultimatumnya ditujukan kepada Ganjar dan Jokowi yang hadir mengikuti acara itu.

Di sela pidato yang penuh api itu Mega melunak, sempat mematikan mik, lalu berbicara lagi. 

Potongan ucapan Mega mengenai tukang bakso itu mendapat perhatian serius dari banyak netizen. 

Maunya bercanda, tetapi sekalangan netizen menyebut Mega rasis dan diskriminatif terhadap orang miskin.

Salah satu netizen menyindir dengan mengatakan bahwa PDIP selalu mengeklaim sebagai partai wong cilik tetapi ternyata rasis terhadap rakyat kecil. 

Lainnya menyebut lebih baik jadi tukang oskab—bakso dibaca terbalik, gaya Malang—ketimbang jadi menteri tapi mengembat dana bansos.

Seharian tukang bakso menjadi trending topic di media sosial. Tim monitoring media PDIP rupanya mengetahui gelagat buruk ini dan melapor kepada Mega. Setelah upacara penutupan rekernas (23/6) ritual public relation dilakukan dengan beramai-ramai makan bakso dari gerobak bakso yang diundang ke kantor PDIP di Lenteng Agung. 

Tukang bakso tiba-tiba menjadi perbincangan netizen gara-gara disebut oleh tokoh berpengaruh dalam politik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News