Partai Bakso

Oleh: Dhimam Abror Duraid

Partai Bakso
Ilustrasi. Tukang Bakso. Foto: Ricardo/JPNN.com

Komitmen PDIP sebagai the ruling party terhadap wong cilik banyak dipertanyakan. 

Kebijakan pemerintah Jokowi--yang dalam beberapa hal dianggap tidak pro terhadap wong cilik--membawa dampak ‘’damaging’’ terhadap citra PDIP sebagai partai wong cilik. 

Undang-Undang Cipta Kerja, yang cenderung dipaksakan, menjadi salah satu simbol pembelaan terhadap pemodal ketimbang kepada buruh sebagai representasi wong cilik.

Otoritas dan legitimasi Megawati di PDIP sangat kuat dan nyaris mutlak. Hal itu terlihat dalam pelaksanaan rakernas selama dua hari. 

Mega benar-benar ingin menunjukkan bahwa dia berada dalam ‘’full control’’ terhadap PDIP. Mega menunjukkan kepada publik ‘’who’s the boss’’, dialah bos dan sang supremo yang sesungguhnya.

Mega memanggil Jokowi ke ruangannya sebelum pembukaan rakernas. 

Video yang beredar menunjukkan Puan Maharani mengevlog dan menunjukkan Jokowi duduk di kursi menghadap Megawati yang duduk di kursi kulit menghadapi sebuah meja besar. Jokowi kelihatan seperti seseorang yang sedang menghadap atasan, atau seseorang yang sedang mengurus surat ke kelurahan.

Show of force oleh Mega juga dipamerkan pada penutupan rapat dengan menunjuk Ganjar Pranowo sebagai pembaca hasil rekomendasi rakernas. 

Tukang bakso tiba-tiba menjadi perbincangan netizen gara-gara disebut oleh tokoh berpengaruh dalam politik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News