Partai Buruh Janji Wujudkan Jaminan Sosial, Bukan Bansos

jpnn.com - Presiden Partai Buruh Said Iqbal berjanji kepada para buruh, petani, dan rakyat kecil untuk mewujudkan lima program jaminan sosial yang baru jika partainya masuk ke Senayan pada Pemilu 2024.
Hal itu disampaikan Said Iqbal di hadapan ribuan buruh dari Bandung Barat, Cimahi, dan Bandung yang menghadiri kampanye terbuka hari ketiga di Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (23/1).
"Kelima jaminan sosial itu ialah, jaminan makanan, jaminan perumahan, jaminan pendidikan, jaminan air bersih, dan jaminan pengangguran," ujar Said Iqbal.
Menurutnya, jaminan makanan yang akan diwujudkan oleh Partai Buruh bukanlah bantuan sosial (bansos) dalam bentuk memberi makan siang kepada anak-anak sekolah di seluruh Indonesia.
Namun, jaminan makanan yang dimaksud adalah berbentuk jaminan sosial yang diberikan seumur hidup setiap bulannya, yang berasal dari dana APBN dan APBD.
"Jaminan makanan akan diberikan kepada setiap orang miskin dan mendekati miskin dalam bentuk transfer uang tunai ke ATM setiap orang sebesar Rp 500 ribu sampai dengan Rp 1 juta per bulan yang akan diberikan setiap bulan seumur hidup kepada penerima jaminan makanan tersebut," lanjutnya.
Dia menjelaskan anggaran yang dibutuhkan untuk jaminan makanan ini setiap tahunnya sekitar Rp 180 trilyun.
Said Iqbal merincikan Rp 500 ribu per orang per bulan dikalikan jumlah orang miskin dan mendekati miskin yang jumlahnya sekitar 27,7 juta orang.
Presiden Partai Buruh Said Iqbal berjanji mewujudkan lima program jaminan sosial yang baru jika partainya masuk ke Senayan. Namun, bukan bansos.
- Melepas Peserta Mudik Gratis, Wamenaker Dorong Pekerja Jaga Semangat dan Produktivitas
- Pram-Rano Cairkan Bansos Rp 900 Ribu untuk Penerima KLJ, KAJ, dan KPDJ
- Rano Sebut Bansos untuk Lansia-Disabilitas agar Tak Pinjam ke Bank Keliling
- Bank Mandiri Taspen Cairkan THR Pensiunan, Silahkan Dicek!
- Mulai 17 Maret, Taspen Salurkan THR kepada 3,14 Juta Peserta, Pakai Prinsip 5T
- Tebar Bansos, Aguan & Buddha Tzu Chi Perbaiki Ratusan Hunian Tak Layak di Jakarta