Partai Demokrat Dicap Sedang Berburu Penyihir
jpnn.com - jpnn.com -Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump geram dengan Partai Demokrat. Orang pilihannya kembali dikaitkan dengan Rusia.
Dia menyebut Partai Demokrat sedang berburu penyihir, menyasar sesuatu yang tidak bisa dipastikan kebenarannya dalam pemerintahannya. Dan, Jaksa Agung Jeff Sessions menjadi korbannya.
”Sessions tidak mengatakan sesuatu yang salah. Dia bisa saja memberikan jawaban yang lebih tepat waktu itu. Tapi, semua terlontar begitu saja,’’ kata Trump tentang pernyataan jaksa agung pilihannya itu di hadapan Kongres AS awal Februari lalu.
Kamis malam waktu setempat (2/3), taipan 70 tahun itu pasang badan. Dia membela Sessions yang didesak mundur oleh kubu Demokrat.
”(Tuduhan Demokrat) Itu seperti perburuan penyihir,” ujar Trump. Kegeraman Trump bukan tanpa alasan. Dia kehilangan beberapa orang terdekatnya karena terkait skandal Rusia. Salah satunya Michael Flynn, penasihat keamanan nasional presiden. Dia mengundurkan diri 13 Februari lalu setelah keceplosan tentang pertemuannya dengan Duta Besar Rusia untuk AS Sergey Kislyak yang membahas kelonggaran sanksi AS kepada Rusia.
Trump lantas mengatakan bahwa Sessions yang dekat dengannya sejak masa kampanye pemilihan presiden (pilpres) itu sebagai pria yang jujur. Dia yakin politikus yang menjabat senator selama 20 tahun di Negara Bagian Alabama itu tidak bersalah. Maka, dia menepis desakan mundur dari Demokrat.
Namun, Trump mengaku tidak tahu Sessions dan Duta Besar Rusia untuk AS Sergei Kislyak bertemu pada masa kampanye. Tapi, berdasar pengakuan Sessions, pertemuan itu tidak berkaitan dengan kampanye. Sebelumnya, Gedung Putih juga menjelaskan bahwa pertemuan Sessions dan Kislyak pada Juli dan September itu adalah pertemuan antara senator dan Dubes. Tidak ada yang istimewa.
Kamis lalu, Sessions kembali menyampaikan klarifikasi terkait pertemuannya dengan Kislyak dan kesaksiannya di hadapan Kongres AS. Seperti keterangan Gedung Putih, Sessions mengatakan bahwa pertemuannya dengan Kislyak terjadi dalam kapasitasnya sebagai senator. Mereka juga hanya membahas masalah politik global. Tidak ada perbincangan khusus yang mengarah pada kampanye pilpres.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump geram dengan Partai Demokrat. Orang pilihannya kembali dikaitkan dengan Rusia.
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Kenaikan PPN 12 Persen, Marwan Cik Asan Mendukung karena Ada Perlindungan bagi Masyarakat Bawah
- Berita Duka, Ketua Demokrat SBD Johanis Ngongo Ndeta Meninggal Dunia
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Abdul Rachman Thaha Gabung ke Demokrat, Ada Faktor Anwar Hafid