Partai Garuda Sebut Pilkada Tidak Langsung Tetap Demokratis
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi mengatakan tak perlu meributkan sistem sistem pemilihan kepala daerah atau pilkada langsung, yaitu pemilihan melalui rakyat atau pilkada tidak langsung, yaitu pemilihan melalui DPRD.
Sebab, keduanya sama-sama demokratis, sama-sama tidak melanggar konstitusi.
Namun, masyarakat harus mau melihat mana yang banyak kelemahannya.
"Apakah yang langsung atau tidak langsung?" ungkap Teddy dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (7/2).
Menurutnya, setelah beberapa kali dilakukan Pilkada langsung, perilaku masyarakat Indonesia yang ramah dan santun berubah, saling sikut, menyerang, memaki, menjatuhkan bahkan menjadi permusuhan yang berkepanjangan, memutuskan tali persaudaraan dan persahabatan.
"Kenapa ini bisa terjadi? Karena rakyat ikut bertarung, ikut menjadi pemeran utama," ujar Jubir Partai Garuda itu.
Teddy menyebut pertarungan itu terjadi sampai ke tingkat paling bawah, termasuk di keluarga. "Contohnya, saat pemilu semua grup WhatsApp dari keluarga, lingkungan RT, pekerjaan menjadi grup politik, dan terjadi perpecahan di sana," kata dia.
Oleh karena itu, Teddy menilai pilkada langsung maupun tidak langsung menghasilkan pimpinan hebat, tetapi banyak juga menghasilkan pimpinan yang lemah.
Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi mengatakan tak perlu meributkan sistem sistem pemilihan kepala daerah atau pilkada langsung dan tak langsung
- 2 Program Ini Dianggap Strategi Jitu ASR-Hugua untuk Pemerataan Ekonomi di Sultra
- Kampanye Arinal-Sutono Membeludak, Pengamat: Masyarakat Nikmati Bukti Kerjanya
- Kalangan Pemuda Kompak Menyatakan Dukungan ke Elly Lasut-Hanny Pajouw di Pilgub Sulut
- Soal Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang, Yoyok Sukawi Punya Strategi Tembus 7 Persen
- Diduga Tidak Netral di Pilkada Boyolali, Kades Tegalgiri Dilaporkan ke Bawaslu
- Sambangi Sentra Batik Sidoarjo, Khofifah Komitmen Lestarikan Warisan Budaya Bangsa