Partai Garuda Sebut Pilkada Tidak Langsung Tetap Demokratis

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi mengatakan tak perlu meributkan sistem sistem pemilihan kepala daerah atau pilkada langsung, yaitu pemilihan melalui rakyat atau pilkada tidak langsung, yaitu pemilihan melalui DPRD.
Sebab, keduanya sama-sama demokratis, sama-sama tidak melanggar konstitusi.
Namun, masyarakat harus mau melihat mana yang banyak kelemahannya.
"Apakah yang langsung atau tidak langsung?" ungkap Teddy dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (7/2).
Menurutnya, setelah beberapa kali dilakukan Pilkada langsung, perilaku masyarakat Indonesia yang ramah dan santun berubah, saling sikut, menyerang, memaki, menjatuhkan bahkan menjadi permusuhan yang berkepanjangan, memutuskan tali persaudaraan dan persahabatan.
"Kenapa ini bisa terjadi? Karena rakyat ikut bertarung, ikut menjadi pemeran utama," ujar Jubir Partai Garuda itu.
Teddy menyebut pertarungan itu terjadi sampai ke tingkat paling bawah, termasuk di keluarga. "Contohnya, saat pemilu semua grup WhatsApp dari keluarga, lingkungan RT, pekerjaan menjadi grup politik, dan terjadi perpecahan di sana," kata dia.
Oleh karena itu, Teddy menilai pilkada langsung maupun tidak langsung menghasilkan pimpinan hebat, tetapi banyak juga menghasilkan pimpinan yang lemah.
Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi mengatakan tak perlu meributkan sistem sistem pemilihan kepala daerah atau pilkada langsung dan tak langsung
- Mendagri Tito Ungkap Total Anggaran PSU Pilkada 2024 Rp 719 Miliar
- Spei Yan dan Arnold Dilantik, Pilkada Pegunungan Bintang Disebut Tanpa Pelanggaran
- OSO Minta Kepala Daerah yang Diusung Hanura Penuhi Janji Kampanye ke Rakyat
- Rahmat Saleh Ingatkan Pemerintah Soal Anggaran Pengamanan PSU
- Ahli Kepemiluan Usul Ambang Batas Maksimal 50 Persen di Pilpres dan Pilkada
- Putusan MK Perintahkan PSU di Boven Digoel, KPU Merasa Sudah Sesuai Aturan