Partai Gelora Harus Belajar Etika Politik
jpnn.com, JAKARTA - Partai Gelora Indonesia diingatkan untuk belajar etika politik. Partai besutan eks PKS, Fahri Hamzah dan Anis Matta itu diingatkan tidak membajak kader partai-partai politik lainnya.
"Gelora juga harus belajar etika politik agar tidak membajak kader partai politik lainnya," kata CEO Voxpol Center Research and Consulting Pangi Sarwi Chaniago menjawab pertanyaan JPNN.com, Sabtu (9/11).
Analis politik yang karib disapa Ipang itu menuturkan, sebaiknya Partai Gelora mengambil dan merekrut kader baru yang belum pernah bergabung ke partai.
Selain itu, ujar dia, rekrutlah kader yang punya potensi dan bakat.
"Banyak kok anak muda, pengusaha dan aktivis termasuk artis atau publik figur yang selama ini belum keluar masuk atau tersentuh partai politik, belum pernah menjadi salah satu kader partai. Ini akan lebih elok memang," ungkapnya.
Hanya saja, Ipang juga mafhun kalau ada kader partai sendiri yang ngotot pindah ke partai baru.
"Ini yang harus dikelola dengan baik dan bijak sehingga saling menjaga fatsun politik," ujarnya.
Selain itu, Ipang mengatakan bahwa Partai Gelora harus kerja keras. Tidak hanya sekadar berupaya lolos sebagai peserta pemilu, melainkan harus bisa selamat dari jebakan ambang batas parlemen empat persen.
Partai Gelora juga harus belajar etika politik agar tidak membajak kader partai politik lainnya.
- Simpatisan Gelora Laporkan Mardani PKS ke MKD: Dia Selalu Mengolok-olok
- Kutuk Penembakan PMI di Malaysia, Martri Agoeng PKS Tuntut Pengusutan yang Berkeadilan
- Serangga Jadi Lauk MBG, Legislator PKS: Jangan Sampai Menimbulkan Masalah Kesehatan
- Pemerintah Gelontorkan Duit Rp 19 Triliun untuk Renovasi Sekolah dan Ponpes
- Fahri Hamzah Sebut Pembangunan Rusun Solusi untuk Mengubah Kawasan Kumuh jadi Modern
- Olok-olokan Mardani PKS kepada Partai Gelora Berpotensi Mengganggu Persatuan Umat Bela Palestina