Partai Ummat & Politik Identitas demi Martabat
Oleh Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Politik identitas menjadi kosakata negatif karena labelisasi dan stigmatisasi yang masif dalam beberapa tahun terakhir. Politik identitas dihindari seperti penyakit sampar yang mematikan.
Elite-lite politik, termasuk Presiden Joko Widodo, tidak pernah lelah mengingatkan publik menghindari politik identitas dalam setiap perhelatan politik.
Suara pemilih muslim sangat besar di Indonesia. Memainkan isu agama sebagai bagian dari identitas akan sangat mudah menarik simpati.
Partai politik apa pun pasti ingin menggaet potensi suara pemilih muslim. Namun, karena sudah telanjur ada labelisasi dan stigmatisasi negatif terhadap politik identitas, maka parpol-parpol tidak berani terang-terangan memainkannya.
Partai Ummat yang dibesut oleh Amien Rais memilih jalan berbeda. Seolah menentang arus, Partai Ummat secara terang-terangan mendeklarasikan diri sebagai parpol yang mengusung politik identitas.
Dalam perhelatan nasional di Jakarta pekan ini, Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi mengumumkan bahwa parpolnya beridentitas politik Islam.
Politik identitas mendapat label negatif dengan semena-mena. Politik identitas soolah-olah barang haram yang tidak mempunyai tempat dalam konstelasi politik di sebuah bangsa.
Politik identitas menjadi fenomena umum yang terjadi di banyak negara. Fenomena ini tidak muncul tanpa sebab.
Partai Ummat besutan Amien Rais memilih jalan berbeda dengan menentang arus dan secara terbuka mendeklarasikan diri sebagai parpol pengusung politik identitas.
- Bang Long Minta Masyarakat Melayu Jangan Dibawa untuk Komoditas Politik Kepri
- Partai Ummat Dukung Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024
- Rapat Perdana Bareng Timses, Pramono-Rano Sepakat Tidak Gunakan Politik Identitas
- Bakti Sosial Religi, AKBP Budi: Jaga Rumah Ibadah Agar tak Jadi Alat Politik Identitas
- Faisal Basri
- Ingatkan Bahaya Politik Identitas, IYN Dorong Partisipasi Aktif Masyarakat di Pilkada Serentak 2024