Pasang Behel, Jangan Sekadar Penampilan

Pasang Behel, Jangan Sekadar Penampilan
Pasang Behel, Jangan Sekadar Penampilan

Diungkapkan Saiful, dari pasien yang datang kepadanya tak seluruhnya memasang untuk memperbaiki susunan gigi. “Ada beberapa hanya untuk aksesori (gaya-gayaan, Red.),” bebernya.

Meski begitu kata dia, prosesnya tetap sama, mesti mengikuti seluruh syarat dan ketentuan. Sebab jelasnya, hal tersebut tetap memiliki efek medisnya walaupun hanya untuk aksesori.

“Begitu alatnya dipasang, tetap ada gerakan. Makanya walaupun mau gaya-gayaan, tapi kalau menderita kencing manis tetap tidak bisa,” tandas pria yang sudah bertugas di Samarinda lima tahun itu.

Bahkan tak jarang harus menolak lantaran calon pemasang memiliki gigi yang tidak sehat dan riwayat penyakit sistemik. “Sampai memaksa, tetap saya tolak,” ucap dia.

Makanya satu dari empat dokter spesialis ortodonti yang terdapat di Samarinda itu, setiap kali ada pasien yang hendak memasang, selalu menanyakan tujuannya untuk apa. “Kalau ingin mundur, berarti ada fungsinya,” urai pria kelahiran Jember, Jawa Timur, 45 tahun silam.

Terbanyak pemasang kawat gigi di tempat praktiknya, rentang usia 11-25 tahun. “95 persen cewek,” jelasnya.

Soal umur, ujarnya, tak ada batasan. Sebab tiga bulan lalu, ada perempuan berusia 55 tahun datang kepadanya untuk konsultasi pemasangan itu. “Umur tidak masalah. Yang penting syarat dan ketentuan berlaku,” terang Saiful.

“Alasannya giginya renggang. Sekarang dia makin cantik,” ujarnya sembari tersenyum.

BANYAK orang ingin memiliki susunan gigi yang rapi. Sebab dapat berpengaruh terhadap penampilan. Dunia medis pun telah lama mengakomodasi hal tersebut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News