Pasangan Amin Menegakkan Benang Basah

Oleh: M Sholeh Basyari

Pasangan Amin Menegakkan Benang Basah
Direktur Eksuktif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari. Foto: dokumentasi pribadi untuk JPNN.com

Puncak dari pelemahan politik Islam adalah ketika di masa Orba terjadi pengelompokan partai-partai dalam kebijakan fusi. 

Partai-partai berlatar Islam disederhanakan dalam PPP, sementara kekuatan politik nasionalis dikelompokkan dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Kebijakan fusi ini tidak serta-merta menyatukan kembali kekuatan Islam seperti pada era MIAI. 

Justru di tangan Orba, politik belah bambu atas kekuatan Islam dijadikan sebagai alat pemecah dan penghalang bersatunya Islam sepanjang rezim Orba.

Kelima, pasca tumbangnya Orba, kekuatan Islam mengkonsolidasi diri, harapan besar seperti pada masa MIAI menyeruak.

Tokoh-tokoh Islam memilik bargaining posisi kuat ada, Gus Dur, Amien Rais dan Akbar Tanjung, hadir menggambarkan Islam yang berpolitik secara tunggal; politik rahmatan lil alamin.

Namun, sangat disayangkan bulan madu kekuatan Islam kala itu berlangsung pendek. Kurang dari dua tahun, Gus Dur jatuh.

Sebelum kejatuhan, konflik horisontal sesama kelompok Islam terjadi dengan masif. NU berhadapan sebagai "lawan" atas Muhammadiyah, sejumlah kantor Golkar, dirusak. 

Pasangan Amin ditantang untuk merobohkan sekat bahkan dinding beton trauma politik aliran Islam Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News