Pasangan Australia yang Terdampar di Pulau Gili Ilyang Masih Menanti Waktu Pulang
Catherine mengatakan retakan kecil di dasar perahunya perlu dilas hingga tertutup jika memungkinkan.
"Banyak yang membantu tetapi perkembangannya tidak cepat," katanya.
Ia mengunggah rekaman kapal mereka yang kandas di tengah ombak besar dengan judul: "Perahu kami karam!"
Terdampar di 'pulau oksigen'
Pasangan itu mulai berlayar pada tahun 2021, menyusuri pantai timur Australia menuju Darwin.
Mesin kapal layar mereka sebelumnya pernah bermasalah sehingga mereka harus bermukim di Darwin selama sekitar tiga tahun sebelum mereka bisa berangkat lagi ke utara.
"Kami hanya berlayar di sekitar Indonesia, kami mendapat visa yang mengizinkan kami memasuki Indonesia berulang kali, untuk pergi dan menjelajah sendiri," ujar Catherine.
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan mengonfirmasi mereka memberikan dukungan konsuler kepada pasangan Peter dan Catherine.
Gili Iyang terkadang disebut di Indonesia sebagai "pulau oksigen" karena dikenal memiliki kadar oksigen tertinggi di dunia.
Pasangan Australia Catherine Delves dan Peter Watt bermaksud berlayar ke Kalimantan untuk melihat orangutan, namun perjalanan mereka terhenti di Pulau Gili Ilyang, Sumenep, Jawa Timur
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia