Pasangan Ayah-Anak Muha-Azza, Pendiri Bengkel Reparasi Otak
Gus Dur Pernah Jadi Langganan, Pasien Datang dari Luar Negeri
Senin, 03 Juni 2013 – 00:39 WIB
Saat itu, pria asal Magelang, Jawa Tengah, itu masih duduk di bangku kuliah semester empat. Dia kerja part time untuk membiayai kuliah. Muha memilih kerja menjadi asisten salah satu tukang pijat di Jogja. Dia yang lulus kuliah pada 2007 itu ingin mengembangkan ilmu yang didapat. ''Beberapa bulan setelah lulus, saya nekat merantau ke Jakarta. Saya bawa prinsip, kalau enggak bisa makan lewat ilmu kehutanan, ya cari pakai ilmu pijat,'' ucapnya.
Berbekal dua ilmu tersebut, Muha berangkat ke Jakarta pada 2008. Bermodalkan tiga pasang baju dan celana, Muha mulai berkelana. Dia tinggal di Wapres (warung inspirasi, Red). ''Saya meninggalkan status sarjana saya,'' ungkapnya.
Awal kesuksesan bermula saat dia berhasil menyembuhkan seorang anak dari orang terdekat mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. ''Anaknya sembuh, kemudian saya dikenalin kepada Gus Dur. Justru saya yang dekat dengan Gus Dur,'' paparnya. Muha lantas diminta untuk membantu merawat Gus Dur di rumahnya di Ciganjur, Jakarta Selatan.
Ketika layanan pijatnya semakin dikenal orang, Muha dan Azza menyewa salah satu flat di Apartemen Marbella, Kemang. Menurut Muha, Azza memiliki bakat dalam memijat. Nama Azza kini juga dikenal para pelanggan Muha. ''Saya sudah buat paspor, ada panggilan mengobati orang di Singapura. Alhamdulillah, tercapai cita-cita saya keliling luar negeri,'' ungkap Azza. (*/oni/c15/tia)
Kepadatan aktivitas sering membuat warga Jakarta merasa stres. Muha Muhaimin Latief menangkap masalah tersebut sebagai peluang bisnis. Dia membuka
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara