Pasangan ''Bilateral'' Tim Lindsey-Julia Suryakusuma

Seminggu dalam Sebulan Mereka Kumpul di Cinere

Pasangan ''Bilateral'' Tim Lindsey-Julia Suryakusuma
Pasangan ''Bilateral'' Tim Lindsey-Julia Suryakusuma

Pilihan masuk kelas bahasa Indonesia itulah yang mengantarkan Tim punya kesempatan mengunjungi Indonesia. Yakni, lewat program pertukaran pelajar Australia-Indonesia. Dalam program itu, dia ditempatkan di Purwokerto, Jawa Tengah. "Saya tinggal di keluarga angkat Doktor Wirya Atmaja di Purwokerto," ujar profesor ahli hukum Islam dan kemasyarakatan itu.

Semula program tersebut membuatnya benar-benar shock. Sebab, baru kali itulah dia pergi ke luar negeri. Dia tidak punya referensi apa pun tentang budaya orang di luar Australia. Cara mandi orang Indonesia saja dia belum tahu. Waktu pertama mandi di rumah keluarga angkatnya, pria kelahiran 12 Mei 1962 itu mencebur ke bak mandi. Dia mengira itu bath up. Saat mandi, dia merasa aneh. "Kok bath up ada ikannya ya," kata Tim lalu tertawa ngakak.

Selama tiga bulan tinggal dengan keluarga Wirya Atmaja, Tim mengaku sangat nyaman. Orang asing seperti dirinya diterima dengan luar biasa baik, termasuk oleh warga sekitarnya. "Orang Indonesia sangat ramah dan terbuka," ujarnya.

Salah satu kesan yang tidak bisa Tim lupakan adalah saat hendak pulang ke kampung halaman di Melbourne. Saat itu Tim diminta menyampaikan sambutan perpisahan. Namun, gara-gara bahasa Indonesianya masih belepotan, Tim muda menjadikan acara perpisahan itu berlangsung ger-geran. Di awal sambutan, dia mengatakan, "Bapak-bapak dan ibu-ibu, saya punya kemaluan besar sekali. Padahal, maksud saya mau bilang sangat malu." Kontan mereka yang hadir tidak kuasa menahan tawa. Sebagian bahkan memilih pergi karena tidak kuat melihat kekocakan bule itu.

Konferensi Kerja Sama Australia-Indonesia yang berakhir beberapa hari lalu sukses mendekatkan hubungan kedua negara. Salah satu tokoh di balik konferensi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News