Pasangan Capres Tanpa Chemistry Hanya Munculkan Friksi

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Profesor Bachtiar Effendi mengatakan bahwa mestinya seorang calon presiden (capres) yang diajukan partai politik harus punya keberanian mengangkat calon wakil presidennya. Dengan demikian, capres tidak memanfaatkan cawapres semata.
"Mestinya calon presiden yang diajukan partai politik harus punya keberanian menggendong calon wakil presidennya. Jangan malah menjadikan posisi cawapres sebagai alat untuk mendapatkan amunisi," kata Bachtiar di gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (12/5).
Bachtiar mencontohkan Barack Obama yang memilih Joe Biden sebagai wakil presiden. Menurut Bachtiar, Obama berani menarik Joe Biden meski tak punya dukungan politik yang kuat seperti halnya Hillary Clinton.
"Dari awal Obama tahu seorang Joe Biden tidak punya basis dukungan politik yang memadai jika dibanding dengan Hillary Rodham Clinton. Tapi Obama punya keberanian untuk menggendong Biden karena ada kesamaan chemistry," ujarnya.
Sementara di Indonesia, Bachtiar mengingatkan jika Prabowo Subianto atau Joko Widodo yang kini sudah menjadi capres memilih cawapres yang tidak punya chemistry yang sama, maka duet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla yang sarat dengan friksi akan terulang pada pemerintahan 2014-2019 nanti. "Matahari kembar SBY-JK insya Allah akan terulang," pungkasnya.(fas/jpnn)
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Profesor Bachtiar Effendi mengatakan bahwa mestinya seorang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kasus Viral Ini Harus jadi Pelajaran Seluruh PPPK, Jangan Main-main
- Sidang Dakwaan Mbak Ita, Jaksa KPK Soroti Peran Suaminya sebagai Perantara
- Penyebab Utama Kartu Tes PPPK Tahap 2 Belum Bisa Dicetak, Jangan Panik ya
- Jaksa KPK Tuding Mbak Ita Potong Hak ASN Pemkot Semarang
- Heboh Pengeroyokan di Kantor Polsek, Kapolda Riau Langsung Copot Jabatan Anak Buah
- Tugas Kantor Komunikasi Presiden Dianggap Tumpang Tindih, Begini Reaksi Mensesneg