Pasangan Pra Sejahtera juga Butuh Status

Pasangan Pra Sejahtera juga Butuh Status
Pasangan Pra Sejahtera juga Butuh Status
JAKARTA- Ketua Umum Panitia  Pernikahan Massal 2011, Hanna Ananda mengatàkan, bahwa para pasangan pra sejahtera yang menjadi peserta tidak hanya butuh makanan, pakaian dan papan semata. Namun, mereka juga membutuhkan staus sosial dalam menjalani kehidupan ini. "Tapi mereka membutuhkan status. Mereka adalah bagian bangsa yang mempunyai hak penuh," kata Hanna di Istora Senayan, saat resepsi Pernikahan Massal 2011 keluarga pra sejahtera lintas agama, Selasa (19/7).

Diakuinya memang banyak yang memertanyakan sejarah pernikahan massal itu. Hanna menceritakan, bahwa pihaknya Yayasan Pondok Kasih sudah melayani kaum pra sejahtera sejak 20 tahun silam. "Kami terpanggil melayani mereka yang dari tempat tidak terlihat, tidak diketahui, yang termarjinal, kerja di tempat sampah. Tapi, mereka  sangat  berharga di mata tuhan, seperti permata, dan mereka adalah anak bangsa," jelasnya.

Dia melihat, sepuluh tahun silam, banyak terjadi pernikahan yang berantakan, kekerasan dalam rumah tangga hingga tukar pasangan yang diakibatkan tidak memiliki ikatan. Lalu, pada 2001 di Surabaya pihaknya mulai nikahkan para pengemis, kemudian para pemulung yang bekerja di tempat sampah.

Setelah itu, gerakannya didengar oleh tokoh agama dan pemerintah sehingga  mulailah melakukan Pernikahan Massal Terpadu. "Kami tidak lagi lihat perbedaan, kita lihat goalnya ke depan, yakni mengangkat satu hal yang kecil," katanya.

JAKARTA- Ketua Umum Panitia  Pernikahan Massal 2011, Hanna Ananda mengatàkan, bahwa para pasangan pra sejahtera yang menjadi peserta

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News