Pasangan Pra Sejahtera juga Butuh Status
Selasa, 19 Juli 2011 – 13:58 WIB
JAKARTA- Ketua Umum Panitia Pernikahan Massal 2011, Hanna Ananda mengatàkan, bahwa para pasangan pra sejahtera yang menjadi peserta tidak hanya butuh makanan, pakaian dan papan semata. Namun, mereka juga membutuhkan staus sosial dalam menjalani kehidupan ini. "Tapi mereka membutuhkan status. Mereka adalah bagian bangsa yang mempunyai hak penuh," kata Hanna di Istora Senayan, saat resepsi Pernikahan Massal 2011 keluarga pra sejahtera lintas agama, Selasa (19/7).
Diakuinya memang banyak yang memertanyakan sejarah pernikahan massal itu. Hanna menceritakan, bahwa pihaknya Yayasan Pondok Kasih sudah melayani kaum pra sejahtera sejak 20 tahun silam. "Kami terpanggil melayani mereka yang dari tempat tidak terlihat, tidak diketahui, yang termarjinal, kerja di tempat sampah. Tapi, mereka sangat berharga di mata tuhan, seperti permata, dan mereka adalah anak bangsa," jelasnya.
Dia melihat, sepuluh tahun silam, banyak terjadi pernikahan yang berantakan, kekerasan dalam rumah tangga hingga tukar pasangan yang diakibatkan tidak memiliki ikatan. Lalu, pada 2001 di Surabaya pihaknya mulai nikahkan para pengemis, kemudian para pemulung yang bekerja di tempat sampah.
Setelah itu, gerakannya didengar oleh tokoh agama dan pemerintah sehingga mulailah melakukan Pernikahan Massal Terpadu. "Kami tidak lagi lihat perbedaan, kita lihat goalnya ke depan, yakni mengangkat satu hal yang kecil," katanya.
JAKARTA- Ketua Umum Panitia Pernikahan Massal 2011, Hanna Ananda mengatàkan, bahwa para pasangan pra sejahtera yang menjadi peserta
BERITA TERKAIT
- Kapolsek Dicopot setelah Viral 3 Oknum Polisi Aniaya Warga
- Contraflow Tol Japek Arah Cikampek Diperpanjang
- Menteri Kebudayaan Ajak Masyarakat Lebih Dekat dengan Legenda Musisi & Penyanyi 1960
- Pupuk Indonesia & Kementan Berkolaborasi, Siap Salurkan Pupuk Bersubsidi Awal 2025
- Hasto Tersangka, Ketua KPK Mengeklaim Punya Alat Buktinya
- Menteri Imipas Agus Andrianto Bertekad Sikat Pungli-Penyelundupan Narkoba di Lapas