Pasangan Romantis Itu Mendapat Perhatian Teman-temannya

jpnn.com - DING Yizhou (27) dan Lai Ming, pacarnya, memutuskan untuk melakukan perjalanan romantis pada November tahun lalu. Pasangan kekasih itu sepakat berkeliling Tiongkok sambil menarik kursi roda.

Ya, Lai Ming harus berkursi roda karena menderita spinocerebellar ataxia dan membuatnya tak bisa berjalan

Seekor anjing gembala jenis Old English menemani perjalanan panjang pasangan yang sedang dimabuk asmara tersebut.
    
Saat Ding menaiki sepedanya, anjing berukuran jumbo itu menarik kursi roda Lai. Binatang jinak yang sering disebut sebagai sahabat manusia itu berlari mengikuti sepeda Ding. Tapi, saat Ding berjalan menuntun sepedanya, kursi roda Lai dikaitkan pada bagian belakang sepeda.

Anjing berbulu putih itu pun bebas tugas dan bisa melenggang dengan santai menyusuri rute cinta sepasang sejoli tersebut.
    
Tidak memiliki banyak uang sebagai bekal perjalanan, Ding pun lantas bekerja di sepanjang rute yang dia lewati. Mulai dari membantu petani memanen hasil bumi mereka sampai menjadi tukang cukur dadakan.

Itu karena mereka hanya memiliki uang sebesar 200 yuan atau sekitar Rp 403.600 saat mulai bertolak dari kampung halaman Ding. "Kami tidak punya banyak uang. Tapi, itu tidak masalah," ujarnya.
    
Sejauh ini, tidak ada masalah berarti yang mereka jumpai di jalan. Tapi, saat perjalanan baru berlangsung selama lima hari, kursi roda Lai rusak tiga kali.

"Begitu tiba di Wuxuan County, saya langsung membawa kursi roda itu ke bengkel untuk diperbaiki," ujarnya. Meski harus bolak-balik ke bengkel, Ding mengaku sangat menikmati perjalanan tersebut.
    
Seiring berjalannya waktu, aksi Ding dan Lai itu menuai perhatian publik. Berbagai media meliput kisah unik sepasang kekasih tersebut. Rekan-rekan Ding yang sempat tidak percaya pada kisahnya tentang perjalanan romantis itu pun terkejut.

Awalnya, mereka mengira Ding dan Lai hanya bercanda. Begitu melihat berita tentang mereka di media, teman-teman Ding dan Lai baru percaya.
    
Dalam hitungan hari, bantuan mengalir kepada Ding dan Lai. Mulai dari makanan, uang sampai sepeda listrik mereka terima. Saat ini, mereka mengantongi uang saku 12.000 yuan (sekitar Rp 24,18 juta) atau 60 kali lipat modal awal mereka.

"Sekarang, kami tidak lagi menerima bantuan. Sebab, bukan itu tujuan kami dalam perjalanan ini. Kami hanya ingin mewujudkan mimpi," tandas Ding seperti dilansir Asia One.
    
Rencananya, Ding dan Lai singgah di Kota Nanning, ibu kota Guangxi, sebelum melanjutkan perjalanan ke Provinsi Yunnan. "Tujuan akhir kami adalah Tibet. Tapi, semua itu bergantung pada kondisi fisik Lai," kata Ding.