Pasar Berayun Liar, Harga Minyak Dunia Melejit

Presiden AS Joe Biden menuduh Rusia melakukan genosida pada Selasa (12/4/2022).
Amerika Serikat, Prancis, dan Jerman semuanya berjanji untuk mengirim lebih banyak senjata pada Ukraina. Biden mencatat sistem artileri, pengangkut personel lapis baja, dan helikopter.
Sumber mengatakan perusahaan perdagangan global utama berencana untuk mengurangi pembelian minyak mentah dan bahan bakar dari perusahaan minyak yang dikendalikan negara Rusia pada 15 Mei.
Hal itu dilakukan untuk menghindari pelanggaran sanksi Uni Eropa terhadap Rusia, pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow dapat dengan mudah mengalihkan ekspor sumber daya energinya yang besar dari Barat. Beberapa negara, termasuk India, terus membeli minyak Rusia dengan diskon besar-besaran.
Pada Selasa (12/4/2022), Badan Energi Internasional (IEA) menurunkan ekspektasi untuk permintaan di seluruh dunia dan mengatakan peningkatan produksi global dapat mengimbangi kehilangan produksi minyak Rusia. IEA mengatakan pihaknya memperkirakan produksi Rusia turun 1,5 juta barel per hari pada April, meningkat mendekati 3 juta barel per hari mulai Mei.
Gedung Putih melepaskan 180 juta barel dari cadangan minyak AS selama enam bulan, bagian dari pelepasan 240 juta barel dari anggota Badan Energi Internasional.
Produksi AS diperkirakan akan terus meningkat dari 11,8 juta barel per hari sekarang menjadi sekitar 12 juta pada 2022.(antara/jpnn)
Harga minyak dunia melejit ketika peningkatan besar persediaan minyak mentah AS gagal menenangkan kekhawatiran tentang ketatnya pasokan global.
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Mocabe Gencar Garap Pasar, Gerebek Pedas Nikmat
- IHSG Melemah Lagi, Pembatalan RUU TNI Bisa Meredakan Pasar
- IHSG Anjlok, Hardjuno Wiwoho: Pasar Butuh Bukti, Reformasi Hukum dan Teknokrasi Jadi Kunci
- Terima Aspirasi Pedagang untuk Revitalisasi Pasar Boja Kendal, Gubernur Jateng: Pakai Anggaran Perubahan
- Volodymyr Zelenskyy Menyesali Pertengkaran dengan Donald Trump
- Kaya Gila