Pasar Saham Terkoreksi, Investor Masih Aman
Rabu, 22 Desember 2010 – 12:08 WIB
JAKARTA - Pemerintah harus mulai berhati-hati dalam menyikapi pasar. Pasalnya, pada periode 13-17 Desember 2010, Bank Indonesia (BI) mencatat perkembangan perbankan mengalami tekanan koreksi di pasar saham dan Surat Utang Negara (SUN). Kondisi ini disebutkan seiring dengan meningkatnya aksi profit taking menjelang akhir tahun, di samping terdapatnya sentimen negatif terutama dari kawasan regional dan penurunan credit rating Irlandia oleh Moodys. Namun demikian, BI menjamin bahwa stabilitas sistem keuangan masih terjaga. Sementara itu, portofolio investor asing pada SUN, dilaporkan turun sebesar Rp 854 miliar dan portofolio SBI naik sebesar Rp 737 miliar. Dengan demikian, pangsa SBI asing terhadap total outstanding SBI, naik menjadi 27,48 persen (sebelumnya 27,11 persen). Sedangkan pangsa SUN asing terhadap total outstanding SUN, turun menjadi 30,83 persen (sebelumnya 30,96 persen).
Kepada wartawan di Jakarta, Rabu (22/12), Kepala Biro Humas Bank Indonesia (BI) Difi Johansyah mengatakan, terjaganya stabilitas sistem keuangan juga didukung oleh peningkatan fungsi intermediasi perbankan, yang turut diimbangi dengan peningkatan sumber dana yang relatif memadai. "Terdapatnya tekanan koreksi di pasar saham dan SUN, merupakan dampak meningkatnya aksi profit taking investor menjelang akhir tahun. Tapi semuanya masih dalam batas normal. Meski terdapat outflows dana asing pada SUN dan saham, investor asing masih berminat melakukan penanaman (modal) sebagaimana terindikasi pada tetap terdapatnya inflows pada SBI," jelasnya.
Baca Juga:
Menjelang akhir tahun, kata Difi lagi, di tengah terdapatnya sentimen negatif terutama dari kawasan regional, investor asing mulai melikuidasi portofolio saham, serta melakukan switching sebagian likuiditas dari SUN pada SBI. Perkembangan tersebut berdampak pada terdapatnya total outflow penanaman asing selama sepekan sebesar Rp 3,26 triliun. "Meningkatnya aksi profit taking di pasar saham, terindikasi pada tercatatnya net jual saham asing sebesar Rp 3,15 triliun, seiring meningkatnya aktifitas trading saham oleh asing yang mencapai 44,12 persen dari total transaksi saham (sebelumnya 33,51 persen)," kata Difi.
Baca Juga:
JAKARTA - Pemerintah harus mulai berhati-hati dalam menyikapi pasar. Pasalnya, pada periode 13-17 Desember 2010, Bank Indonesia (BI) mencatat perkembangan
BERITA TERKAIT
- Bintang Sempurna Meraih 3 Penghargaan di Asian Print Awards 2024
- Kementerian BUMN Setorkan Dividen ke Negara Rp 85,5 Triliun, Optimistis Meningkat 2025
- Pertamina Temukan Sumur MNK, Peneliti: Bagus, Ini Upaya untuk Tingkatkan Produksi
- Mendes Yandri Optimistis Desa Mampu Penuhi Bahan Baku Protein Program Makan Bergizi Gratis
- Kembangkan Bisnis, Anak Usaha ABMM Akuisisi Perusahaan Logistik Global Asal Prancis
- Ninja Xpress Bagikan 4 Strategi untuk Atasi Tantangan di Industri Ritel F&B