Pasar Sudah Antisipasi Kenaikan Harga BBM
Sabtu, 25 Oktober 2014 – 10:16 WIB
Andrew menyatakan, harga minyak mentah saat ini sebenarnya terus mengalami penurunan dan bertahan di bawah level USD 100 per barel. "Oil price terus mengalami pelemahan karena antisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Jadi, market sudah meninggalkan komoditas ini," terusnya.
Analis dari First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi perhatian pasar pascapemilu dan pelantikan Jokowi-JK. Salah satu yang paling utama adalah optimisme yang terlampau tinggi dari masyarakat yang bisa jadi bumerang. "Ekspektasi terlalu tinggi. Khawatirnya, begitu underperform, pasar akan mengalami sentimen negatif. Walaupun bukan berarti jelek, tapi performanya di bawah ekspektasi yang ada," paparnya.
Selain itu, pasar masih khawatir akan kurangnya dukungan pemerintah dari legislatif meskipun iklim politiknya sudah cair. Sementara itu, sentimen politik sesungguhnya saat ini sudah selesai dan pasar hanya akan bereaksi terhadap kebijakan yang akan dilakukan pemerintah baru. "Terakhir dan paling dekat tentu saja rencana kenaikan BBM," imbuhnya. (gen/c10/sof)
JAKARTA - Tim ekonomi pemerintahan yang baru akan langsung dihadapkan pada tantangan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Pelaku pasar modal
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Tali Qrope dan Selang Spring Hose Jadi Sorotan di INAMARINE 2024
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Menko Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Arizona State University, Ini Tujuannya