Pasar Tertua Victoria Mengalami Gejolak di Tengah Pandemi, Warga Indonesia Melihat Peluang Baru
Menurutnya, situasi pembatasan ketat yang sedang berlangsung di Melbourne, keberadaan toko online dinilai Alfi sangat membantu.
"Kami pesan dua hari sebelum pulang, besok sorenya langsung diantar. Tapi ya itu, nggak ada diskon sama sekali padahal kami belinya banyak," kata Alfi setengah tertawa.
Menurutnya, belanja cenderamata secara online ada plus minusnya.
"Saya lebih suka beli di pasar, sebenarnya, karena lebih murah. Di pasar masih bisa menawar [harga], jadi bisa dapat lebih banyak, tidak seperti harga online yang fix."
Meraih peluang di tengah pandemi
Kebutuhan Alfi dan warga Indonesia lainnya yang membutuhkan cenderamata sebelum meninggalkan Australia menjadi perhatian Muhammad Ilham Rizky, akrab disapa Oky.
Photo: Oky bekerja sama dengan mantan bossnya di Queen Victoria Market yang harus menutup toko karena aturan di tengah pandemi. (Supplied)
Menurutnya, hal tersebut menjadi peluang pasar di tengah pandemi.
Sempat bekerja di sebuah toko cenderamata di Queen Victoria Market (QVM), pasar tertua di Victoria, Oky akhirnya menghubungi mantan bossnya untuk bekerja sama.
Pembatasan di tengah pandemi telah menghambat aktivitas dagang di pasar tertua Victoria di Melbourne
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata