Pasar Tertua Victoria Mengalami Gejolak di Tengah Pandemi, Warga Indonesia Melihat Peluang Baru

Pasar Tertua Victoria Mengalami Gejolak di Tengah Pandemi, Warga Indonesia Melihat Peluang Baru
Bisnis cenderamata di Melbourne banyak diminati warga Indonesia baik sebagai penjual maupun sebagai pembeli. (Foto: Supplied)

Beberapa pemilik toko memilih untuk tidak menjalankan bisnisnya secara online.

Keputusan seperti ini mempengaruhi nasib pada karyawan toko, yang harus kehilangan pekerjaan mereka.

Termasuk salah satunya adalah warga Indonesia bernama Pranata Yudha Bakti, yang sudah dua tahun bekerja di sebuah toko cenderamata QVM.

"Saya kehilangan 80 persen pendapatan dari QVM dan dampaknya sangat kerasa saat tidak bekerja," kata Yudha kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.

Namun, pria asal Bali ini menerima kabar bahwa menjelang pelonggaran aturan akhir Oktober nanti, toko akan kembali buka dan ia akan bekerja kembali.

"Saya tetap ditawarkan kerja karena bossnya akan tetap buka 'stall' [kios] di QVM. Pelanggan terbesar [memang] dari turis," katanya.

"Kata bossnya buka saja, yang penting kamu kerja."

Kunjungan ke QVM "menurun pesat"

Pasar Tertua Victoria Mengalami Gejolak di Tengah Pandemi, Warga Indonesia Melihat Peluang Baru Photo: CEO Queen Victoria Market Stan Liacos mengatakan 30 persen pengunjung pasar di situasi normal adalah turis domestik dan internasional. (Supplied: Queen Victoria Market)

 

Pembatasan di tengah pandemi telah menghambat aktivitas dagang di pasar tertua Victoria di Melbourne

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News