Pasca Insiden, Operator Perjalanan Kereta Diperiksa

Pasca Insiden, Operator Perjalanan Kereta Diperiksa
Pasca Insiden, Operator Perjalanan Kereta Diperiksa
PALEMBANG- Kecelakaan maut yang terjadi antara kereta api babaranjang BBR 36 jurusan Tarahan (Lampung) - Tanjung Enim sebanyak 44 gerbong dengan KA Suka Cinta (SCT) 2 jurusan Lahat-Kertapati sebanyak 16 gerbong sekitar pukul 05.50 WIB di KM 336 Stasiun Penimur-Niru menewaskan empat orang yang merupakan masinis dan asisten kedua kereta tersebut.

Dari informasi yang dihimpun koran ini menyebutkan, sebelum kejadian berlangsung kedua kereta awalnya berjalan di jalur yang berbeda, namun pas di persimpangan Stasiun Penimur-Niru kedua kereta bertemu dan terjadilah tabrakan maut tersebut. "Awal perjalan kereta dalam kondisi jalur masing-masing, namun pas di dekat lokasi kejadian kereta masuk ke jalur yang sama dari arah berlawanan, dan kecelakaan tidak bisa dihindarkan," ujar Manager Humasda PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III, Jaka Jarkasih saat dihubungi melalui ponselnya, kemarin (19/2) sore.

Masih kata Jaka, keempat korban yang tewas masing-masing Jaswir (47) masinis KA BBR 36 dan asisten masinis Ranggi (21). Serta masinis KA SCT 2, Sunaidi (44) dan asisten masinis, Tajidin (25). "Semua korban saat ini di bawa ke RS Bunda Prabumulih. Yang jelas kejadian ini masih dalam penyidikan tim safe and healthy (SHE) PT KAI," lanjutnya.

Terkait penyebab kecelakaan, diakui Jaka murni karena tabrakan antar lokomotif kedua kereta dari arah berlawanan di jalur padat yaitu Prabumulih-Muara Enim. "Kita saat ini menyerahkan sepenuhnya penyidikan ke pihak berwenang, yang jelas semua operator terkait perjalanan kereta mulai operator yang ada di stasiun maupun pemantau perjalanan kereta api (PK 2) sedang dimintai keterangan," terangnya.

PALEMBANG- Kecelakaan maut yang terjadi antara kereta api babaranjang BBR 36 jurusan Tarahan (Lampung) - Tanjung Enim sebanyak 44 gerbong dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News