Pasca-Kadhafi Diprediksi Bakal Kacau Balau
Minggu, 27 Februari 2011 – 11:33 WIB
Kultur personal itulah yang bisa menjelaskan mengapa Kadhafi menyatakan akan bertahan pada kekuasaannya hingga "titik darah penghabisan". Meski posisinya semakin terdesak, ketika kelompok oposisi bergerak mendekat, dia tetap menguasai Tripoli, basis kekuasaan tradisionalnya.
Baca Juga:
Nanti, kalaupun Kadhafi masih bisa menguasai penuh Tripoli, kemampuannya untuk memerintah hampir tidak ada lagi. Sikap represifnya terhadap demonstran beberapa hari terakhir sudah menghancurkan semua kredibilitas yang dia dan rezimnya telah bangun selama 40 tahun. Langkah represinya itu tidak akan cukup untuk membuatnya tetap pada posisinya.
Semua kondisi sulit tersebut akan mengakibatkan kekacauan di Libya. Tidak adanya kekuatan politik atau tokoh yang bisa mengambil alih kekuasaan bakal menciptakan kekosongan kekuasaan. Akibatnya, pemain-pemain baru akan muncul. Khususnya para kepala suku yang akan tampil ke permukaan atau setidaknya mengambil alih kontrol atas wilayahnya sendiri.
Mengingat sejarah panjang perseteruan antarsuku di Libya, transisi kekuasaan itu diperkirakan tidak akan berjalan dengan mulus. Ditambah lagi dengan telah beredarnya senjata di kalangan demonstran, situasi penuh kekerasan menjadi hal yang paling mungkin terjadi. ""
LIBYA memiliki karakteristik pemerintahan yang berbeda dengan Tunisia dan Mesir. Jika akhirnya rezim Kadhafi lengser, transisi politik seperti apa
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer