Pascaproyeksi Suku Bunga The Fed Kurs Rupiah 'Ambyar' 117 Poin, Begini Kata BI
Indeks USD saat ini berada di level 91,655, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 91,129.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,563 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,569 persen.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp 14.273 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 14.273 per USD hingga Rp 14.368 per USD.
Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan kurs rupiah menguat sejalan dengan kembali masuknya aliran modal asing dan langkah stabilisasi BI.
Menurut Perry, kurs rupiah sempat menguat pada 16 Juni 2021 menguat 0,49 persen secara rerata dan 0,30 persen secara point to point dibandingkan dengan level Mei 2021.
"Penguatan nilai tukar rupiah didorong oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik seiring dengan penurunan ketidakpastian pasar keuangan global dan persepsi investor yang membaik terhadap prospek ekonomi domestik," bebernya.
Dia juga mengatakan dengan perkembangan tersebut, rupiah hingga 16 Juni 2021 mencatat depresiasi sekitar 1,32 persen (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2020.
"Relatif lebih rendah dari negara lain di kawasan, seperti Thailand, Korea Selatan, dan Malaysia," katanya.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup melemah 117 poin atau 0,83 persen.
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Donald Trump Menang, Indonesia Perlu Waspadai Fluktuasi Pasar
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia