Paskhas Tetap Lanjutkan Pendidikan Freefall

Paskhas Tetap Lanjutkan Pendidikan Freefall
Paskhas Tetap Lanjutkan Pendidikan Freefall
KORPS TNI-AU sangat kehilangan menyusul insiden jatuhnya Fokker-27 yang menewaskan 24 prajurit (18 di antaranya Paskhas) di Bandung (6/4). ''Kami sangat kehilangan. Mereka prajurit-prajurit terbaik,'' kata Komandan Korps Pasukan Khas TNI-AU Marsekal Pertama Hari Budiono, Selasa (7/4).

Meski begitu, Paskhas tetap akan melanjutkan sistem pendidikan dengan metode terjun freefall seperti yang sedang dilakukan saat pesawat jatuh.  Freefall merupakan penerjunan yang dilakukan pada ketinggian tinggi sekitar 10.000 kaki yang berbeda jauh dari terjun statik di ketinggian rendah. Bagi pasukan seperti Paskhas yang kadang harus melaksanakan misi khusus, terjun freefall merupakan awal sebelum mereka mengantongi kemampuan HALO (high altitude low opening) dan HAHO (high altitude high opening).

''Ini pendidikan khusus. Jadi, apa yang sudah dilakukan mereka tetap berlanjut dan kematian 18 prajurit (Paskhas) itu harus menjadi dorongan semangat bagi para siswa lain,'' ujarnya.

Menurut Hari, terjun freefall merupakan pendidikan kualifikasi khusus untuk mencetak prajurit terbaik. Siswa para laju tempur itu berjumlah 35 orang angkatan 33. Yang meninggal 18 orang dan yang tersisa masih 17 siswa. Program tersebut dilaksanakan selama tiga bulan dengan ketinggian terjun sekitar 12.000 kaki sebanyak 40 kali penerjunan.

KORPS TNI-AU sangat kehilangan menyusul insiden jatuhnya Fokker-27 yang menewaskan 24 prajurit (18 di antaranya Paskhas) di Bandung (6/4). ''Kami

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News