Paskhas Tetap Lanjutkan Pendidikan Freefall

Paskhas Tetap Lanjutkan Pendidikan Freefall
Paskhas Tetap Lanjutkan Pendidikan Freefall
Korpaskhas adalah prajurit elite TNI-AU paling tua. Awalnya dibentuk pada 17 Oktober 1947. Saat itu, 13 personel dari pasukan payung TNI-AU tersebut diterjunkan di Hutan Sambi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, untuk sebuah operasi militer. Ketiga belas personel itu berasal dari anggota PPP (Pasukan Pertahanan Pangkalan).

Kala itu, TNI-AU mempunyai tiga jenis pasukan. Yakni, Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP), Pasukan Gerak Tjepat (PGT), dan Penangkis Serangan Udara (PSU). Karena penerjunan di Kotawaringin itu dianggap cukup fenomenal, ditetapkanlah tanggal penerjunan tersebut sebagai hari jadi Korps Baret Jingga.

Pada 19 April 1963, PGT, PSU, dan PPP dilebur menjadi satu dengan nama Koppau (Komando Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara). Namun, tiga tahun kemudian, 27 Mei 1966, Komando Pasukan Tjepat (Kopasgat) resmi dibentuk menggantikan nama Koppau.

Sembilan belas tahun kemudian, 11 Maret 1985, Kopasgat berubah nama menjadi Pusat Pasukan Khas TNI-AU (Puspaskhasau). Hanya dua tahun berselang, Puspaskhasau ditingkatkan menjadi salah satu korps yang berkualifikasi pasukan khusus dalam TNI-AU dengan nama Korps Pasukan Khas Angkatan Udara (Korpaskhasau) hingga sekarang. Penggunaan baret jingga terus dipertahankan sebagai identitas korps itu.

KORPS TNI-AU sangat kehilangan menyusul insiden jatuhnya Fokker-27 yang menewaskan 24 prajurit (18 di antaranya Paskhas) di Bandung (6/4). ''Kami

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News