Paslon Pilkada Harus Siap Kalah Juga
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Jakarta Gun Gun Heryanto mengatakan pengerahan massa dengan dalih Tamasya Al Maidah adalah kegiatan tidak wajar
Apalagi dilakukan dalam proses demokrasi berupa pilkada di Indonesia.
"Ini kan proses demokrasi elektoral di Jakarta, jadi yang menentukan ya warga Jakarta sendiri. Pengerahan massa yang berpotensi mengintimidasi ini tidak boleh ada," kata Gun Gun di Jakarta, Selasa (18/4).
Menurut Gun Gun, pengerahan massa dari daerah untuk menjaga TPS pada saat pemilihan suara adalah bentuk menyudutkan salah satu pasangan calon.
"Harus dilarang dan ditolak, sebab kegiatannya berisiko memicu konflik," tegasnya.
Penyelenggara pemilu dan aparat, tuturnya, harus berinisiatif menghentikan kegiatan yang jelas tujuannya mengarah kepada intimidatif.
Dia juga menyarankan tindakan tegas jika ada yang nekat melawan larangan kegiatan tersebut.
"Pasangan calon yang terafiliasi dengan kegiatan ini juga harus bertindak, karena malah bisa menjadi bumerang jika hal yang dikhawatirkan terjadi," kata Gun Gun.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Jakarta Gun Gun Heryanto mengatakan pengerahan massa dengan dalih Tamasya Al Maidah adalah
- Anies Dukung Pramono – Rano Karno, Brando Susanto: Jakarta Jadi Contoh Demokrasi yang Sejuk
- Sukarelawan PMJ Ajak Warga Jakarta Tak Pilih Pemimpin yang Melukai Hati Umat
- 7 Hari Jelang Pencoblosan Pilkada, Hasto: Banyak Kandidat dari PDIP Berasal dari Rakyat
- Pemuda Pancasila Dukung RIDO di Pilkada DKI Karena Diyakini Mumpuni
- Gandeng Klub Sepak Bola Jurnalis, KPU DKI Ajak Masyarakat Berkontribusi di Pilkada
- Kampanye Akbar Ridwan Kamil-Suswono Bakal Dihadiri 20 Ribu Orang, Dimeriahkan Dewa 19