Pasokan BBM di Wilayah Timur Masih Sulit
Infrastruktur Belum Memadai Panic Buying Sering Terjadi
Senin, 05 November 2012 – 04:24 WIB
Atau, APMS di Adonara. Stasiun pengisian BBM yang baru berganti menjadi pom bensin bersistem dispenser itu hanya mendapat jatah 220 kilo liter bensin premium dan 150 kilo liter solar. "Ada juga kuota 190 kilo liter minyak tanah. Karena di daerah ini belum mempunyai bahan bakar LPG," ujar Kristoforus Tanur, pemilik APMS Waewerang, Adonara.
"Kami juga tak bisa mengandalkan mitra. Sebab, kami sadar untung mereka tak begitu besar. Itulah kenapa kami sendiri sedang berusaha untuk mendatangkan kapal mini tanker ke wilayah NTT melalui investasi kami sendiri," ungkap Yunus.
Elhard menambahkan, keadaan tersebut diperparah dengan kondisi psikologis penduduk NTT yang gampang tersulut. Dia menjelaskan, masyarakat lokal tak jarang melakukan panic buying (pembelian besar-besaran karena khawatir terhadap pasokan, Red) yang disebabkan oleh isu. " Panic buying pasti pernah terjadi di seluruh wilayah indonesia. Tapi masyarakat lebih sensistif dengan isu kelangkaan," jelasnya.
Padahal, lanjut dia, perilaku tersebut tak disebabkan oleh kondisi yang sebenarnya tak perlu dikhawatirkan. Menurutnya, pembelian besar-besaran itu wajar terjadi saat pasar mengalami overdemand, alias, pasokan tak cukup memenuhi permintaan konsumen. Namun, yang terjadi di NTT bukanlah situasi seperti itu.
KUPANG - Memasok untuk wilayah yang sulit dijangkau memang tak senyaman memasok wilayah pusat. Namun, Pertamina yang punya tanggung jawab dalam pendistribusian
BERITA TERKAIT
- Ruas Falah Dukung MIND ID Mengakselerasi Pembangunan SGAR Mempawah Fase II
- Toshiba Berbagi Tips Menjaga Kebersihan Dispenser
- Gelar Operasi Gempur II, Bea Cukai Ajak Masyarakat Berantas Rokok Ilegal
- Pegadaian 123 Go! Bersiap Meluas dengan Bank Emas
- Kadin Luncurkan White Paper, Strategi Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8%
- Hasil Uji Lab Lemigas Menyatakan Kualitas Pertamax Memenuhi Spesifikasi Dirjen Migas