Pasokan Sumbar Macet, Cabe Rp.60 Ribu/Kg
Senin, 12 Oktober 2009 – 05:47 WIB
TEMBILAHAN--Gempa bumi yang menggoyang kawasan Sumatera Barat juga berdampak pada sektor ekonomi daerah tetangga. Contohnya Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Selama ini, kebutuhan cabe masyarakat Inhil sangat tergantung pasokan dari Sumbar. Tatkala, pasokan dari daerah yang terkena gempa itu terhenti, maka Inhil langsung mengalami kelangkaan cabe, khususnya cabe keriting dan cabe merah. Meski harga melambung tinggi, tidak lantas pedagang meraup keuntungan. "Ini saya ambil dari agen Rp 55.000 perkilogram. Ditambah biaya angkut ke pasar, tentu saja terpaksa saya jual menjadi Rp 60.000. Kalau tidak begitu, bagaimana bisa untung sedikit," ujar Rahmah (38), pedagang sayur di pasar rakyat Tembilahan, kemarin.
Harga bumbu pemedas masakan ini di Inhil mencapai rp 60 ribu per kilogramnya. Di tingkat eceran, harganya mencapai Rp 7 ribu per ons. Kalau pun mencari harga termurah, tentu kualitasnya buruk, yang dipatok Rp 45 ribu per kilo. Harga ini tidak berbeda jauh dengan harga saat menjelang lebaran tahun ini, yang juga mencapai Rp 60 ribu per kilogram.
Sudah tentu, para ibu rumah tangga yang pusing tujuh keliling. Rasanya tidak mungkin memasak tanpa rasa pedas sama sekali. Paling-paling, solusi yang diambil dengan cara mengurangi porsi bumbu berbahan cabe. yang terbiasa membeli 1 kilogram, saat ini hanya bisa membeli seperempat kilogram saja. Melonjaknya harga cabe ini juga membuat pada pedagang berhati-hati. Mereka tidak berani berspekulasi dengan menyetok dalam jumlah besar. Pasalnya, kalau sampai tidak laku dan busuk, maka kerugian bakal dialami.
Baca Juga:
TEMBILAHAN--Gempa bumi yang menggoyang kawasan Sumatera Barat juga berdampak pada sektor ekonomi daerah tetangga. Contohnya Kabupaten Indragiri Hilir
BERITA TERKAIT
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan
- Pertamina Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional Best Practice GCSA 2024
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah