Paspor Simpatik Siap Layani 100 Orang di Akhir Pekan
Selasa, 08 Januari 2019 – 11:22 WIB
jpnn.com, SURABAYA - Hingga 19 Januari mendatang, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya membuka layanan paspor pada akhir pekan. Program yang diberi nama layanan paspor simpatik itu hanya menyediakan kuota untuk 100 orang.
Kasi Informasi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya Ragil Putra Dewa mengatakan, layanan paspor simpatik dilaksanakan oleh semua kantor imigrasi di Indonesia. Instruksinya, layanan berlangsung pada hari libur, Sabtu atau Minggu. "Kami mengambil Sabtu saja," ucapnya.
Program perdana itu berlangsung pada 29 Desember. Pesertanya cukup banyak. Begitu juga pada Sabtu (5/1), pemohon memenuhi kuota yang disediakan. Masih ada dua kali penyelenggaraan, yakni Sabtu (12/1) dan Sabtu (19/1) pekan depan. "Masyarakat bisa memanfaatkan momen tersebut," kata Ragil.
Persyaratannya masih sama. Pemohon tetap mengambil kuota di antrean paspor online. Setelah mendapat nomor antrean, pemohon membawa berkas saat ke kantor imigrasi. Berkas itu meliputi akta kelahiran, KTP, KK, surat nikah, dan ijazah SMA atau SMP.
Prosesnya juga sama. Pemohon menjalani perekaman data dan foto. Selanjutnya, pemohon membayar administrasi pada bank atau kantor pos. Paspor diperkirakan jadi tiga hari setelah pembayaran.
Baca Juga:
Selain itu, antrean paspor pada hari biasa kerap penuh. Masyarakat sering kesulitan saat mendaftar untuk mendapat nomor antrean. Layanan paspor simpatik diharapkan bisa menjembatani permasalahan tersebut. (riq/c6/ady)
Prosesnya juga sama. Pemohon menjalani perekaman data dan foto. Selanjutnya, pemohon membayar administrasi pada bank atau kantor pos
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Berkedok LC, 12 Wanita Vietnam Jadi PSK, Tarif Sekali Kencan Rp 5,6 Juta
- Ditjen Imigrasi Resmikan 2 Direktorat Baru, Apa Saja?
- E-Paspor Bakal Diterapkan Sepenuhnya
- KJRI Hamburg Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Waduh, 5 WNI Ini Ingin Jual Ginjal ke India, Diiming-imingi Uang Sebegini
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat